spot_img
Sunday, June 1, 2025
spot_img

Bertahan di Era Digital

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Saat ini era gempuran musik digital. Bikin berbagai aliran musik makin mudah diakses. Namun ada tawaran mendapat pengalaman mendengar musik dengan format vinyl. Kualitas suaranya  lebih hangat dan autentik. Serta pengalaman fisik yang tak tertandingi.

Co founder Rekam Jaya  dan Toko Rekam Jaya Radinang Hilman  menyampaikan Rekam Jaya dibentuk oleh kawan-kawan dari lintas generasi dengan ketertarikan yang sama yakni musik. Sebagian besar dari mereka pernah merasakan tumbuh ketika akses digital belum semudah saat ini. Termasuk cara mengkonsumsi musik.

“Jadi, sebagian besar kawan-kawan di Rekamjaya memang sejak dulu dekat atau memang bersinggungan dengan rilisan fisik musik seperti kaset pita, CD, majalah, fanzine dan merchandise,” ujar Hilman.

Hilman menjelaskan,  meskipun  akses digital semakin mendominasi, mereka  masih tetap menikmati rilisan fisik musik. Menurutnya, justru akses untuk mendapatkan rilisan fisik yang mungkin sebelumnya sulit didapatkan kini semakin mudah karena adanya bantuan digital.

“Rekamjaya awal dibentuk tahun 2018. Kemudian setahun setelahnya, tepatnya Oktober 2019, kami membuka lini bisnis yang bergerak pada bidang distribusi rilisan fisik bernama Toko Rekam Jaya,” ujarnya.

Hingga saat ini, pendengar  musik vinyl dan kaset analog terus tumbuh di Malang dan daerah lain. Kehadiran Rekam Jaya semakin memudahkan para pendengar musik analog untuk mencari referensi kaset analog. Karena semua  rilisan fisik yang ada di Toko Rekamjaya merupakan produk titipan dari berbagai label rekaman, artis, penerbit dan lain-lain dari seluruh penjuru Indonesia.

“Di sini memang untuk dijual atau didistribusikan di Kota Malang. Kalau  untuk koleksi yang dikumpulkan atau koleksi pribadi tentu saja hanya ada di kamar masing-masing,” ujar Hilman.   

Menurutnya, menjadi penikmat musik analog memang perlu effort atau banyak repotnya. Apalagi jika membincang soal kualitas suara. Karena bagi penikmat musik analog, kualitas suara bisa ditentukan oleh banyak faktor. Mulai dari kualitas rekaman musisi, hasil dari proses duplikasi, jenis atau kondisi pemutar, kondisi rilisan fisik hingga karakter stereo set yang digunakan.

“Butuh usaha lebih untuk itu. Meskipun begitu untuk pemutar piringan hitam (turntable) masih diproduksi dengan model dan harga yang beragam. Sedangkan untuk pemutar CD (compact disc) juga masih mudah ditemui di toko-toko elektronik sekitar. Berbeda dengan pemutar kaset pita (tape compo, tape deck, walkman) yang memang sudah agak sulit untuk dicari,” imbuhnya.

Bagi Hilman, sangat  menyenangkan menjadi penikmat rilisan fisik. Karena setiap rilisan fisik musik yang ada di rak koleksi punya ceritanya masing-masing. Mulai dari kisah rilisan awal yang dibeli dengan uang sendiri. Menurutnya, sangat sederhana mengapa ia mau menyisihkan uang untuk membelinya hingga rilisan pemberian dari orang lain. “Melalui rilisan fisik, musik menjadi punya banyak alasan untuk dirayakan, mulai dibeli, didengarkan, diceritakan atau diberikan kepada orang-orang tersayang,” tutur Hilman. (hud/van)

-Advertisement-.

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img