Saturday, October 4, 2025
spot_img

Beton Terpotong, Delapan Jenazah Ditemukan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Pencarian Korban Diperkirakan Selesai Sore Ini

Malang Posco Media, Sidoarjo – Operasi SAR gabungan untuk evakuasi korban runtuhnya bangunan musala Ponpes Al Khoziny Buduran, Kabupaten Sidoarjo, memasuki hari kelima, Jumat (3/10) kemarin. Operasi yang kini sudah menggunakan alat berat seperti crane dan wheel loader (mesin angkut) tersebut, membuahkan hasil dengan ditemukannya delapan korban. Dari pagi sampai Jumat sore, sekitar pukul 15.00 WIB ditemukan lima korban, ditambah tiga korban jelang petang.

-Advertisement- HUT
HUT

Sayangnya dan sesuai perhitungan masa golden time penyelamatan, Tim SAR gabungan menemukan delapan korban dalam kondisi meninggal dunia. Sehingga, korban dengan daftar kode hitam untuk berstatus meninggal tersebut bertambah menjadi 13 orang.

Dalam penemuan kemarin, empat jenazah dalam satu area, yakni sektor A2 atau area belakang. Sedangkan satu jenazah di sektor A3 atau di bagian atas reruntuhan.

“Empat jenazah dievakuasi secara bertahap dari reruntuhan material bangunan pada sektor A2. Satu jenazah di sektor A3,” SAR Mission Coordinator (SMC) Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo.

Jenazah pertama atau korban ke-19 berhasil dievakuasi pada pukul 07.30 WIB. Disusul korban ke-20 pada pukul 07.36 WIB, pada titik yang berdekatan dengan korban sebelumnya. Lantas, korban ke-21 pada pukul 10.19 WIB, dan korban ke 22 pada pukul 11.34 WIB.  Pada sektor yang berbeda, korban ke 23 dievakuasi dari sektor A3 pukul 14.00 WIB.

Menurut dia, dalam pencarian sampai sore kemarin kesulitan masih terjadi sekalipun sudah menggunakan alat berat. Alasannya, tim SAR gabungan harus lebih dulu mengangkat dan menghancurkan material bangunan.

Selain itu, petugas harus berhati-hati bila ternyata ada korban. Meskipun sudah dinyatakan tak ada tanda kehidupan dan masa golden time habis, petugas tetap berprinsip kehati-hatian dalam evakuasi korban.

“Dalam prosesnya, Tim SAR gabungan terlebih dahulu menghancurkan reruntuhan dinding beton. Kemudian memotong besi tulangan di dalamnya agar bisa mengeluarkan empat jenazah korban yang terhimpit,” kata Yudhi.

Begitu berhasil dievakuasi, jenazah tersebut dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi lebih lanjut oleh tim DVI Polda Jawa Timur. Tim DVI sendiri sebelumnya sudah melakukan pendataan lewat pos ante mortem.

Untuk proses evakuasi, saat ini fokus pada pembersihan puing di sisi utara bangunan yang dinilai lebih aman untuk diangkat dengan alat berat. Ambulans juga disiagakan di lokasi untuk mempercepat penanganan apabila kembali menemukan tambahan korban.

Sementara itu, pada sore jelang petang, tiga korban kembali ditemukan. Tambahan tiga korban dalam keadaan meninggal dunia itu ditemukan secara beruntun pada sore hari, yakni pukul 17.15 WIB, 17.20 WIB, dan 17.30 WIB.

“Dengan demikian total korban yang berhasil dievakuasi hari ini sebanyak delapan orang. Sehingga total yang sudah berhasil dievakuasi mencapai 116 orang,” kata Kepala Kantor Basarnas Surabaya Nanang Sigit.

Kini, dari total korban yang dievakuasi 13 orang dinyatakan meninggal dunia, dengan penemuan masih berada di sektor A3, dekat sektor A2 atau tidak jauh dari titik sebelumnya.

Nanang menyebutkan, bila kondisi tubuh para korban yang ditemukan masih utuh meskipun terdapat pembengkakan.

Dia melanjutkan, begitu menemukan korban, maka penghentian sementara penggunaan alat berat dilakukan. Kemudian dilanjutkan kembali setelah evakuasi selesai.

“Alat berat tidak digunakan untuk membongkar seluruh puing sekaligus. Melainkan membuka akses menuju titik korban,” ucapnya.

Untuk saat ini, proses pembersihan material reruntuhan telah mencapai sekitar 50 persen. Proses pencarian pun terus dilakukan secara kombinasi antara penggunaan alat berat dan metode manual, bergantung pada kondisi di lapangan.

“Korban mulai terlihat setelah sebagian beton berhasil dipotong. Sehingga akses cahaya masuk ke dalam runtuhan,” ujarnya.

Nanang juga menjelaskan jika operasi pembongkaran material reruntuhan bangunan dan pencarian korban akan terus dilakukan hingga 24 jam ke depan, dan diperkirakan secara matematis selesai Sabtu (4/10) sore ini.

Dalam operasi tersebut, tim lapangan menggunakan berbagai peralatan khusus, mulai dari search cam flexible Olympus, Xaver 400 wall scanner, hingga multi search leader. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun mengerahkan dukungan logistik dan peralatan, termasuk 300 kantong jenazah, 250 set alat pelindung diri, serta alat berat berupa crane, excavator breaker, dump truck, hingga mobil ambulans.

Sementara itu, Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi Basarnas Emi Frizer menerangkan, untuk evakuasi tidak mudah. Posisi korban disebut berada di bawah reruntuhan struktur bangunan yang sangat berat. Dengan demikian evakuasi baru bisa dilakukan setelah material besar di atasnya berhasil diangkat menggunakan crane.

“Ketujuh korban di sektor A2 berada di lantai dasar dan terimpit balok besar. Evakuasi tidak mungkin dilakukan sebelum struktur beton atas diangkat,” kata dia.

Padahal, proses evakuasi ini diakuinya semakin mendesak karena operasi pencarian sudah memasuki hari kelima. Kondisi jenazah korban diperkirakan mulai memasuki fase pembusukan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi petugas.

Para petugas pun kini mulai menggunakan atribut OPD terutama ketika sudah evakuasi korban yang meninggal dunia. Selain itu, masker terlihat tak dilepaskan oleh para tim rescue.

“Faktor dekomposisi jenazah membuat evakuasi harus dipercepat. Kurang dari 12 jam sudah masuk fase pertama, 24 jam fase kedua, dan lebih dari 48 jam fase penyebaran. Dampaknya bukan hanya bau, tetapi juga potensi bahaya kimiawi dan biologis,” ujar Emi.

Dengan temuan terbaru ini, total keseluruhan korban runtuhnya Ponpes Al Khoziny tercatat 116 orang. Dari jumlah tersebut, 103 orang selamat, sementara 13 lainnya meninggal dunia. Dari total korban meninggal, empat di antaranya telah berhasil diidentifikasi.

Sejauh ini, tim SAR gabungan sudah mengevakuasi 26 orang dari reruntuhan bangunan dan Operasi SAR masih terus dilanjutkan. Operasi SAR ini melibatkan ratusan personel dari berbagai instansi. Selain Kantor SAR Surabaya, unsur lain yang terlibat antara lain BSG, Kantor SAR Semarang, Kantor SAR Yogyakarta, BPBD Prov Jatim, unsur TNI dan POLRI, BPBD kab Sidoarjo, BPBD kota Surabaya, BPBD Kabupaten Jombang. PMI, DAMKAR Kabupaten Sidoarjo, DAMKAR Kota Surabaya, PT Gun, PT Freeport Indonesia, PT Bumi Suksesindo, BDRT, TSA Gerpik, SAR MTA, Banser Sidoarjo, DMC, Hujung Galuh Rescue, Kanjuruhan Rescue, IOF Rescue, Rescue 79, Sarnatra, Siaga Kota Surabaya, BAZNAS, LPBI NU, SDI, SAR FKAM, dan sejumlah organisasi potensi SAR lainnya. (ley/jon)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img