MALANG POSCO MEDIA – Hari pertama puasa, Kamis (23/3) kemarin, masyarakat utamanya umat Islam menyerbu pasar takjil untuk berbelanja menu berbuka. Meski sudah jadi tradisi, keberadaan pasar takjil dadakan ini, ada yang menyalahi aturan dan bisa mengganggu kenyamanan masyarakat.
Contohnya seperti pasar takjil di Jalan Muharto, para pedagang berjualan di sebagian badan jalan. Akibatnya pe[1]ngunjung atau pembeli juga memenuhi sebagian jalan. Alhasil, kendaraan yang melintas di sekitarnya cukup tersendat dan lalu lintas menjadi macet. Beruntung karena sore hari kemarin turun hujan, kemacetan tidak berlangsung lama.
“Saya sudah biasa berbelanja di sini. Lebih gampang kalau cari jajanan, satu lokasi tapi bisa banyak pilihan jajanan. Tapi memang ya harus ekstra hati hati kalau beli di sini karena memang sebelahan langsung sama motor-mobil yang lewat,” ujar Suwarno warga Jodipan kepada Malang Posco Media kemarin.
Kawasan Jalan Muharto sehari harinya selalu macet terutama ketika pagi dan sore hari. Sementara pasar takjil dadakan itu membentang sekitar 200 meter dan tidak tersedia lahan parkir khusus bagi pengunjung atau pembeli di pasar takjil itu.
Pantauan Malang Posco Media di lokasi lain, puluhan pedagang berjejer menggelar lapak di Jalan Kolonel Sugiono Kelurahan Mergosono Kota Malang, Kamis (23/3).
Kondisinya sangat padat pasar Takjil itu hingga membuat arus lalu lintas tersendat. Namun, bisa diurai oleh petugas perlindungan masyarakat (Linmas) kelurahan setempat.
Petugas Linmas, Riyanto, 62, mengatakan, pasar takjil tersebut digelar setiap tahun selama bulan suci Ramadan. Berbagai aneka makanan dan minuman dijual di sana. Pasar takjil mulai dipadati pembeli sejak pukul 16.00. Dan mulai menipis menjelang adzan berkumandang. “Lapak pedagang mulai dari gang 3B sampai 3C. Kira-kira sepanjang 300 meter lebih lah,” ujarnya kepada Malang Posco Media di sela Riyanto mengatur arus lalu lintas.
Ditanya soal lokasi parkir, pasar takjil tersebut belum ada lokasi khusus tempat parkir. Pembeli yang menggunakan kendaraan dapat langsung menghampiri lapak pedagang. Ada juga yang mencari lokasi parkir sendiri.
Sementara itu, suara klakson kendaraan terdengar bersautan dengan pengguna jalan lainnya agar bisa melanjutkan perjalanan, di tengah padatnya jalan di sana. “Kita ada tiga petugas dari Linmas dari RW 08 mengatur arus kendaraan,” imbuh Riyanto. Sementara itu, pedagang es degan, hoirudin, 54, menambahkan, setiap tahun di bulan Ramadan selalu membuka lapak. Menurutnya, dagangan yang dijual pedagang bisa dipastikan laku terjual. “Setiap bulan puasa saya selalu berjualan di sini. Selalu ramai, tidak pernah sepi,” tandasnya.
Oleh karenanya, hal ini menjadi salah satu perhatian utama bagi Satpol PP Kota Malang. Kasi Operasi Satpol PP Kota Malang Anton Vierra mengatakan pihaknya membagi personelnya untuk melakukan pemantauan di semua pasar takjil yang tersebar di lima kecamatan di Kota Malang.
Di Kota Malang sendiri ada beberapa lokasi pasar takjil yang biasa jadi jujugan. Selain di Muharto, juga ada pasar takjil di Jalan Mergosono, Jalan Surabaya, Jalan Sulfat, Jalan Merdeka hingga Jalan Soekarno Hatta. Lokasi[1]lokasi itu menjadi titik prioritas baginya untuk dilakukan pemantauan.
“Hari ini kita pemantauan pasar takjil di beberapa titik seperti tahun sebelumnya. Kita berikan arahan dan pembinaan kepada para pedagang. Boleh tetap berjualan yang penting tidak menggangu arus lalu lintas dan masyarakat,” ujar Anton.
Dalam pemantauan kemarin, memang didapati banyak pedagang yang berjualan di badan jalan hingga menyebabkan kemacetan. Akan tetapi, lanjut Anton, pihaknya untuk kali ini masih melakukan tindakan persuasif berupa imbauan dan peringatan.
“Pelanggaran agak berat dimana mereka berjualan sampai mengganggu jalan, kita berikan imbauan persuasif dan humanis. Karena bagaimana pun ini kan merupakan waktu khusus, kita lakukan pendekatan lebih sabar,” jelas Anton.
Untuk selanjutnya, Anton mengatakan pihaknya bakal lebih tegas melakukan peringatan kepada mereka yang melanggar. Sebab pemantauan selanjutnya, bakal melibatkan unsur lain, yakni TNI/ Polri dan bersama jajaran lain yang terkait.
“Hari pertama ini kita pemantauan dulu, sambil kita petakan mana yang paling rawan. Kita tidak melarang berjualan takjil, namun harus tetap melihat ketentuan yang berlaku. Sehingga tidak boleh kegiatan berjualan justru merugikan yang lain. Kemudian jangan sampai terjadi kemacetan atau bahkan kecelakaan,” tutur Anton.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi memastikan pihaknya tidak merekomendasikan adanya pasar takjil yang digelar di tepi jalan. Sebab hal itu jelas bisa mengganggu kelancaran dan ketertiban masyarakat.
“Jelas kami tidak merekomendasikan, karena kami sebenarnya ada rencana untuk (fasilitasi lokasi) pasar takjil, tapi apa mereka mau. Kita masih upayakan dulu tempatnya,” singkatnya.(ian/den/lim)