MALANG POSCO MEDIA- Mengelola popok bekas tak sekadar menyelesaikan masalah sampah popok yang selama ini dikeluhkan masyarakat. Tapi dari ide kreatif itu, Yunita Lestari Ningsih menciptakan lapangan pekerjaan. Bahkan Yunita mengajak pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) lain bekerjasama.
“Karena kemampuan saya terbatas. Sehingga saya butuh orang lain. Alhamdulillah, sekarang terus berjalan,’’ ungkap Yunita Lestari Ningsih.
Sebelum pandemi Covid-19 ia memiliki empat karyawan tetap dan 15 orang pekerja panggilan (membawa pulang pekerjaannya). Tapi saat pandemi, dia membuat pola kerjasama dengan UKM lain. Sampai saat ini bisnis itu berjalan baik.
Yunita mengatakan mulai menjadikan popok bekas itu sebagai bisnis sejak tahun 2015. Bahan-bahan yang ada dalam popok bekas semuanya diolah. Menjadi produk bermanfaat. “Di awal bisnis sama seperti yang lain. Menjajaki pasar. Tidak bisa langsung banyak yang minat, tapi kami tidak menyerah,’’ kata alumni SMAN 7 Malang ini.
Pengetahuan manajemen bisnis diperoleh dengan mengikuti pelatihan yang digelar instansi pemerintahan. Yunita yang mengelola rumah produksi Cantuka Kreatif ini juga ikut pameran. Tujuannya untuk mengenalkan produknya.
Hasilnya pun terlihat. Tujuh tahun berjalan, bisnis kreatif olah popok bekas itu terus berlanjut. “ Karena tidak hanya bisnis yang kami kedepankan. Tapi ada cita-cita lain. Yaitu mengajak masyarakat ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah sampah terutama popok bayi,’’ katanya.
Karena itulah setiap produk yang dijual, Yunita selalu menyertakan kertas dengan tulisan ucapan terimakasih kepada konsumen. Sebab telah berkontribusi menyelesaikan sampah popok.
“Kami memang tidak menjelaskan bahan dari produk. Tapi kami selalu menyertakan tulisan terimakasih karena konsumen telah berkontribusi menyelesaikan masalah sampah terutama sampah popok,’’ katanya.
Tingginya rasa peduli Yunita terhadap lingkungan hingga kemudian menjadikan olahan popok bekas sebagai bisnis, menjadikan Yunita banyak dikenal. Bahkan rumahnya yang juga menjadi workshop olahan popok bekas ini kerap jadi tempat belajar.
“Sebulan lalu dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulonprogo yang kesini, melakukan studi replikasi. Kami pun memberikan semua ilmunya,’’ urainya.
Yunita tidak pelit berbagi ilmu, lantaran misinya jelas. Yaitu ingin menjaga bumi tetap sehat. Salah satunya sadar tentang sampah. Menjadikan sampah itu masalah besar.
“Dengan kami berbagi ilmu, harapan kami semakin banyak orang sadar sampah adalah masalah, dan butuh penyelesaian bersama. Jika komitmen itu dijalankan bersama, kami yakin bumi ini sehat dan dapat dinikmati anak cucu kita,’’ tandasnya.(ira/van)