MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU– Festival Pariwisata Olahraga Internasional Batu (BISTF) dan International Paragliding Accuracy Championship (IPAC) 2025 resmi ditutup Minggu (20/7) kemarin. Event berkelas internasional tersebut sukses membawa semangat kebersamaan dan komitmen kuat untuk memperkuat diplomasi olahraga di kawasan Asia.
Tidak hanya sebagai ajang kompetisi prestasi, acara ini menjadi momentum penting bagi Kota Batu dan Indonesia untuk menegaskan eksistensinya di panggung paralayang dunia. Ketua Pengprov FASI Jatim, Arief Eko Wahyudi dalam sambutan penutupan menyoroti nilai strategis dari ajang IPAC 2025 yang masuk dalam kategori 2 dalam sistem peringkat dunia (World Paragliding Ranking System/WPRS).
“Kejuaraan ini luar biasa karena terdiri dari 12 putaran. Poin yang didapat bisa mencapai 76 dari maksimal 100, yang menunjukkan tingkat prestise yang tinggi. Saat ini, Indonesia berada di peringkat 6 dunia dalam nomor ini,” ujar Arif.
Menurutnya, momentum ini juga harus dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama antarnegara Asia. Seperti Malaysia, Thailand, dan Korea untuk bersaing dengan dominasi Eropa dalam olahraga dirgantara. “Kami berharap Pemkot Batu tahun depan kembali menggelar event ini lebih besar lagi, serta dapat diikuti lebih banyak atlet dari berbagai dunia. Kedepan bisa digelar di dua lokasi, untuk lintas alam di Gunung Panderman dan akurasi di Gunung Banyak,” imbuhnya.
Dengan nada ringan namun sarat makna, Arif juga menyinggung kemenangan atlet Malaysia sebagai simbol sportivitas dan semangat berbagi. “Biasanya kita yang membawa pulang semua medali saat di Malaysia. Namun kali ini kita berbagi. Ini bukan balas dendam, melainkan bentuk semangat kebersamaan Asia,” ucapnya disambut dengan tawa dan tepuk tangan.
Apresiasi penuh juga datang dari Komandan Lanud Abdulrachman Saleh sekaligus Ketua FASIDA Jawa Timur, Kolonel Pnb Reza RR. Sastranegara, yang diwakili oleh Kepala Dinas Potensi Dirgantara (Kadispotdirga) Lanud Abdulrachman Saleh, Kolonel Koonst Donnel S.
Diungkapnya bahwa kejuaraan ini bukan hanya sebagai ajang unjuk kemampuan atlet, tetapi juga sebagai sarana promosi wisata dirgantara dan penguatan jaringan internasional.
“Kejuaraan ini menunjukkan bahwa Kota Batu layak menjadi destinasi unggulan pariwisata olahraga berbasis udara. Kami juga berterima kasih kepada Wali Kota Batu dan seluruh pemangku kepentingan yang telah menjamin kelancaran dan keamanan acara ini,” kata Donnel.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Nurochman, menegaskan bahwa kesuksesan penyelenggaraan BISTF 2025 adalah bukti bahwa Kota Batu siap untuk menyelenggarakan acara internasional serupa di masa depan.
“Ini bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga tentang diplomasi budaya dan ekonomi melalui pariwisata olahraga. Kami bersyukur, acara ini berjalan sukses dan tertib. Terima kasih kepada seluruh panitia, atlet, relawan, dan aparat keamanan,” kata Cak Nur sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, ia menyinggung tentang pengembangan infrastruktur olahraga yang saat ini sedang dipercepat oleh Pemerintah Kota Batu. Rencana pembangunan Pusat Olahraga dan dukungan terhadap kompetisi lokal seperti Liga Desa menjadi bagian dari strategi besar untuk menjadikan Kota Batu sebagai pusat pelatihan dan kompetisi bertaraf nasional.
“Kami ingin memiliki fasilitas yang representatif agar dapat dimanfaatkan oleh atlet lokal maupun nasional. Pariwisata olahraga harus didukung dengan infrastruktur yang memadai,” tegasnya.
Dari segi teknis kejuaraan, IPEC 2025 mempertemukan atlet-atlet paralayang dari Asia dan Eropa. Kompetisi berlangsung dalam suasana yang ketat namun penuh kehangatan antarnegara. Penutupan BISTF 2025 bukan hanya sebagai akhir dari serangkaian kompetisi, tetapi juga sebagai tonggak penting dalam mendorong diplomasi olahraga dirgantara. Acara ini membuktikan bahwa Kota Batu tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena keberhasilannya membangun jembatan antarnegara melalui olahraga. “Semoga para peserta pulang dengan semangat baru dan cinta terhadap Kota Batu. Ceritakanlah keindahan dan keramahan kami ke seluruh dunia,” pesan Wali Kota.
BISTF dan IPEC 2025 diproyeksikan untuk menjadi agenda tahunan, seiring dengan meningkatnya minat pariwisata olahraga berbasis udara di kawasan Asia Tenggara. Kota Batu diposisikan sebagai tuan rumah tetap karena keunggulan geografisnya, dukungan dari pemerintah daerah, dan militansi komunitas olahraga dirgantara lokal. (eri/adv/udi)