MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Sebanyak 109 siswa Katolik mulai SD, SMP dan SMA berkumpul di Sekolah Kolese Santo Yusup Unit Borobudur Blimbing, Sabtu (28/9).
Mereka mengikuti kegiatan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2024. Kegiatan ini sebagai upaya untuk mendekatkan kembali siswa kepada Kitab Suci.
Hal itu disampaikan Ketua Panitia BKSN 2024, Antonius Widitrianto, S.S saat ditemui Malang Posco Media. Anton menyampaikan, BKSN diselenggarakan dengan empat mata lomba. Yakni Lomba Membawakan Ayat untuk siswa kelas 1 sampai 3 SD, Lomba Membaca Kitab Suci untuk kelas 4 sampai kelas 6, Lomba Mazmur untuk siswa SMP dan Lomba Renungan kitab Suci untuk siswa SMA.
“Setiap mata lomba yang ditentukan ada maksudnya masing-masing. Disesuaikan dengan kebutuhan. Kami bersyukur, BKSN tahun ini diselenggarakan sukses di Kosayu Blimbing,” ucapnya.
Dia menjelaskan, BKSN tujuan utamanya bukan menang atau kalah. Tetapi lebih pada menumbuhkan kecintaan siswa pada firman Tuhan. “Anak-anak supaya menghayati kembali dan yang mendengarkan juga mendapatkan Firman tuhan. Semoga menjadi warna dalam pembacaan dan penghayatan membaca kitab suci,” harap Anton.
Lomba BKSN merupakan program dari Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Agama Katolik se Malang Raya. Setiap tahun dilaksanakan secara bergantian, mulai Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu.
“Tahun lalu di kabupaten, sekarang bertempat di Kota Malang, dan tahun depan di Kota Batu. Kebetulan tahun ini, kami menjadi ketua panitia dan kami tempatkan di Kosayu Blimbing,” ucapnya.
Guru SDK Kolese Santo Yusup 3 ini menjelaskan, BKSN lebih dari sekedar kompetisi. Tetapi lebih pada upaya mendekatkan peserta didik kepada kitab suci.
Di lomba Renungan Kitab Suci misalnya, diharapkan siswa berani speak up mengenai pengalaman rohaninya. Seperti saat mereka doa lingkungan dan bersama umat. Termasuk yang mazmur, diharapkan siswa menjadi lebih siap saat bertugas di gereja.
“Dan yang lomba membawakan ayat serta membaca kitab suci, mereka bisa menghafalkan ayat dan menyampaikannya dengan berbagai peraga. Supaya menjadi renungan untuk diri sendiri dan kesaksian bagi orang lain,” terang Anton.
Adapun para juri yang bertugas dalam kegiatan ini adalah yang berkompeten. Diantaranya romo, suster dan para ahli di bidangnya. Sedangkan 109 peserta semuanya mengikuti lomba atas nama sekolah masing-masing.
Anton mengungkapkan, khusus kategori peserta SD dipisah antara yang swasta dan negeri. Karena pembinaan pendidikan Agama Katolik di SD Negeri tidak seintensif di SD Swasta.
Setiap mata lomba ditentukan juara 1, juara 2, juara 3, harapan 1, harapan 2 dan harapan 3. Setiap peserta mengikuti lomba dengan penuh semangat dan antusias. Orang tua dan guru pendamping juga turut serta mengantarkan anak didiknya ke Sekolah Santo Yusup Blimbing.
“Acara terlaksana dengan lancar berkat support semua pihak. Kami melibatkan Guru-guru SDK Santo Yusup 3, SMPK Santo Yusup 2 dan siswa-siswi Pengurus OSIS,” pungkasnya. (imm/udi)