MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Berkat Malang Gema Kasih (BMGK) muda menggelar pelayanan melalui Ibadah Praise and Worship yang dilaksanakan pada Senin (7/11) di GBI Betlehem. Kegiatan tersebut mengawali pelayanan setelah dibentuknya BMGK muda pada Senin (7/11) lalu.
Ketua Pelaksana kegiatan Praise and Worship, Erick Richardo menuturkan, acara dengan tema “Unity in Diversity” ini dilaksanakan dengan tujuan menyediakan data base gereja di Kota Malang. Selain itu juga melalui kegiatan ini diharapkan mampu mewujudkan pemuda gereja yang berkarakter kristus. “Kita lakukan kegiatan yang menginisiasi kemudaan agar dapat berorientasi pada kemanfatan bagi masyarakat kota malang,” ungkapnya.
Dilanjutkan, kegiatan yang diikuti lebih dari 800 pemuda gereja tersebut dibuat dengan konsep yang berbeda dari biasanya. Salah satunya diadakannya pra acara dimana para pemuda gereja berkumpul dan menikmati sajian yang telah disiapkan oleh panitia. “Sebelum acara dimulai, kita adakan mingle dahulu, semacam perkumpulan agar mereka dapat saling mengenal satu dengan yang lainnya yang berasal dari berbagai gereja ini,” ujarnya seraya menambahkan kegiatan semacam ini akan terus diadakan di lain hari dengan konsep dan tempat yang berbeda.
Harapannya, melalui kegiatan seperti ini dapat mempersatukan pemuda gereja di Kota Malang dan mampu menjadi berkat serta dampak baik bagi semuanya. Meskipun targetnya pemuda denominasi di Kota Malang, namun kegiatan Praise and Worship ini tidak hanya ditujukan untuk warga lokal saja, juga bagi seluruh pemuda yang berada di berbagai wilayah.
Sedangkan pengkhutbah pada acara tersebut, Ps. Christofer Tapiheru menuturkan, pengupayaan persatuan sebagai wujud dari ajaran kristus ini harus dilaksanakan sedari dini oleh para pemuda. Kunci dalam mengajarkan firman Tuhan adalah melalui keteladanan. “Anak muda itu lebih mudah melihat suatu model yang nantinya akan menjadi role model. Jadi bisa saja suatu hari mereka bisa mengikuti kita. Sehingga teladan menjadi lebih kuat dibandingkan kata-kata,” ungkapnya.
Ia juga menuturkan, anak muda zaman sekarang haus akan keteladanan, sehingga mencoba untuk mencari idola-idola lain yang dijadikan sebagai role model bagi mereka. Hingga yang dapat menjadi contoh adalah bukan mereka yang sempurna, tapi mereka yang memiliki tindak nyata dalam kehidupannya. “Adanya kemajuan teknologi juga kita lihat dari sisi peluangnya. Mungkin dapat menjangkau mereka yang tidak mau ke gereja melalui sosial media. Sehingga firman dapat tersampaikan dengan jangkauan yang lebih luas,” kata Ps. Christofer.
Selain melalui keteladanan, menjangkau pemuda sekarang adalah dengan menggunakan bahasa yang mereka gunakan. Sehingga lebih memudahkan dalam penyampaian firman tuhan kepada mereka.
Menurutnya, pemuda sekarang cenderung lebih termotivasi terhadap suatu kegagalan yang telah terjadi. “Banyak pemuda sekarang yang mengambil pelajaran dari kegagalan, kalau suatu kesuksesan menurut mereka hal yang biasa. Tetapi dengan kegagalan ini mereka bisa sadar bahwasanya jika mereka gagal di suatu hari bukan berarti mereka tidak bisa sukses dimasa yang akan datang,” ujarnya. (mp1/udi)