.
Sunday, December 15, 2024

BMKG: Deformasi Kerak Bumi Menyebabkan Gempa M 5,8 di Timur Laut Malut

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa terjadi gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,8 di bagian timur laut Sanana, Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara (Malut) karena adanya deformasi kerak bumi.

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa bumi tersebut memiliki episenter yang terletak pada koordinat 1,38 lintang selatan dan 126,50 bujur timur dengan kedalaman 41 km. Pernyataan ini disampaikan pada hari Senin (17/7) di Jakarta.

“Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi kerak bumi,” katanya.

Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault). Ia mengatakan gempa yang terjadi pada pukul 11.42 WIB itu memiliki parameter update dengan magnitudo M5,7.

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.

Daryono juga menyatakan bahwa gempa tersebut menyebabkan guncangan di wilayah Kepulauan Sula dengan intensitas IV MMI (modified mercally intensity), yang berarti banyak orang merasakannya di dalam rumah pada siang hari.

Selain itu, gempa juga dirasakan di Kota Sanana dan Kota Labuha dengan intensitas III-IV MMI (banyak orang merasakannya di dalam rumah pada siang hari). Daerah Kota Namlea dan Kota Namrole juga merasakan gempa dengan intensitas III MMI (getaran yang dirasakan nyata di dalam rumah, seperti getaran akibat truk yang lewat).

Sementara di Kota Tidore, gempa dirasakan dengan intensitas II-III MMI (getaran yang dirasakan nyata di dalam rumah, seperti getaran akibat truk yang lewat).

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,” katanya.

Hingga pukul 12.56 WIB, disampaikan, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 11 (sebelas) aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,1. Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tuturnya.

Selain itu, warga diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, demikian Daryono.(ntr/mpm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img