spot_img
Sunday, December 22, 2024
spot_img

BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Tinggi; Jawa Timur Terasa Panas Seperti Gurun

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, SURABAYA– Dalam beberapa hari terakhir, suhu di Jawa Timur mengalami peningkatan yang signifikan, terutama pada malam hari yang terasa panas dan sumuk. Taufiq Hermawan Kepala BMKG Juanda menjelaskan, fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pergerakan semu matahari.

Saat ini, lintasan matahari bergerak menjauh dari wilayah Jawa Timur dan telah berada di posisi Samudera Hindia. Perubahan posisi matahari ini memengaruhi suhu permukaan laut di Samudera Hindia selatan Jawa Timur, yang kemudian berdampak pada suhu di wilayah Jawa Timur, termasuk Surabaya. “Selain itu, suhu permukaan laut di Selat Madura juga berkontribusi terhadap peningkatan suhu di Surabaya dan sekitarnya,” terang Taufiq Hermawan, Selasa (29/10/2024).

Faktor lainnya adalah fase pancaroba yang saat ini sedang berlangsung di sebagian besar wilayah Jawa Timur. Pada masa ini, pembentukan awan sebagian terjadi dan penguapan terhambat di beberapa daerah, sehingga energi panas terakumulasi dan membuat suhu terasa lebih tinggi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi panas ini akan berlangsung hingga sepekan ke depan.

“Kondisi ini diprakirakan kondisi ini berlangsung hingga sepekan ke depan. Kami juga akan melihat dinamika atmosfer, apakah ada gangguan yang lain yang bisa mempengaruhi cuaca di Surabaya dan sekitarnya,” terang Taufiq.

Menurut pantauan BMKG, suhu tertinggi tercatat di Lamongan dengan 38,1 derajat Celsius, diikuti Pasuruan 37,9 derajat Celsius, dan Jombang 37,8 derajat Celsius. Sementara itu, suhu di Surabaya Utara berkisar antara 36 hingga 37 derajat Celsius. Di kawasan Tapal Kuda, suhu masih berada di angka 33-34 derajat Celsius, sedangkan daerah Mataraman berkisar antara 32-35 derajat Celsius.

Untuk menghadapi cuaca panas ini, masyarakat disarankan menghindari aktivitas di luar ruangan yang dapat menyebabkan dehidrasi dan mengurangi paparan sinar matahari langsung. Selain itu, terdapat potensi kebakaran lahan, terutama di daerah dataran tinggi dan akibat kegiatan membakar sampah. BMKG Juanda menyebut, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil langkah pencegahan yang diperlukan. (ntr/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img