Tren Kasus Covid-19 Kabupaten Malang Turun
MALANG POSCO MEDIA- Malang Raya tetap berada di PPKM Level 3 per Senin (21/2) kemarin. Namun demikian Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 dan jumlah kasus Virus Korona di Kota Malang masih meningkat.
Status PPKM Level 3 Malang Raya disampaikan Menko Marves Luhut Pandjaitan dalam konferensi persnya kemarin sore. Artinya tidak ada perubahan dalam leveling PPKM Malang Raya. Khususnya di Kota Malang, karena sepekan lalu masih menjalani PPKM Level 3.
Hal ini ditanggapi Wali Kota Malang Drs H Sutiaji. Kemarin, ia sempat memprediksi Kota Malang masuk PPKM Level 4. Namun tidak terjadi. Penerapan PPKM Level 3 hingga 28 Februari mendatang.
“Iya ternyata tetap. Memang kemarin prediksi kami naik level. Tapi tidak menurut Mendagri. Kita ikuti saja apa yang diinstruksikan di Inmendgari terbaru,” papar Sutiaji kemarin.
Ia menjelaskan kondisi kasus Covid-19 di Kota Malang memang masih menunjukan tren kenaikan. Positivity rate kasus Covid-19 Kota Malang berada di angka 26 persen. Angka ini menunjukan kenaikan.
Dijelaskannya pula kasus aktif Covid-19 per hari juga masih menunjukan kenaikan signifikan. Antara 100 hingga 200 per harinya. Bahkan ada di jangka waktu beberapa hari naik 500 sampai 700 kasus baru.
“Inilah mengapa kita prediksi naik. Tapi tetap di PPKM Level 3. Tak apa-apa kita pastikan prokes tetap ketat,” jelas Sutiaji tadi malam.
Selain itu ia juga menjelaskan kondisi BOR RS rujukan Covid-19 Kota Malang. Untuk BOR bed Covid-19 berada di angka 26 persen, untuk bed IGD berada di angka 50 persen.
Ia kembali menegaskan bahwa tidak akan ada pembatasan ketat untuk kegiatan masyarakat di Kota Malang. Leveling PPKM menurutnya hanya instrumen menjaga masyarkaat tetap prokes. Sutiaji menegaskan tidak akan ada penutupan lokasi atau pembatasan ketat kapasitas seperti PPKM Level 3 sebelumnya.
“Saat ini PPKM tidak seketat dulu. Kita di daerah diminta tetap ketatkan prokes. Tapi pembatasan kegiatan masyarakat lebih fleksibel. Tetap akan ada patroli kerumunan, masyarakat tetap harus prokes,” kata Sutiaji.
Pemkab Malang pastikan Kabupaten Malang masih berada di PPKM Level 3. Kepastian itu disampaikan Wakil Bupati Malang Drs Didik Gatot Subroto.
Didik mengaku kenaikan level tidak mungkin terjadi, mengingat tren kasus baru Covid-19 di Kabupaten Malang mengalami penurunan empat hari terakhir.
Sesuai data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Kamis (17/2) lalu kasus baru Covid-19 mencapai 644. Sementara Jumat (18/2) turun menjadi 579 kasus baru. Penurunan penyebaran pun terjadi hari berikutnya yaitu Sabtu (19/2) terdapat 490 kasus baru. Minggu (20/2) juga ada penurunan. Yakni 368 kasus baru.
Selain itu penurunan kasus Covid-19 juga dilihat dari BOR, baik ICU maupun tempat isolasi. BOR ICU pada Sabtu (19/2) lalu, tingkat keterisiannya 38 persen. Sedangkan Minggu (20/2) tercatat h 33 persen, dari total 58 tempat tidur. “Informasinya hari ini (kemarin) BOR ICU juga turun. Tapi datanya belum dikirim Dinkes,’’ tambah Didik.
Sementara vaksinasi pun terus berjalan di wilayah Kabupaten Malang. Baik vaksin dosis 1, dosis 2 maupun dosis 3.
Sekretaris Daerah Kabupaten Malang Dr Ir Wahyu Hidayat MM mengatakan Kabupaten Malang masih bertahan di PPKM Level 3. Dengan status yang belum berubah, Wahyu mengatakan pihaknya mengikuti aturan dari pusat. Kecuali kebijakan Work From Home (WFH) bagi pegawai pemerintahan di linkungan Pemkab Malang. Sesuai Inmendagri 11 tahun 2022 tetang PPKM Level 3, 2 dan 1, WFH diterapkan 50 persen.
“Di Kabupaten Malang untuk OPD tertentu ditambah 25 persen yang WFH, Jadi totalnya 75 persen. Kebijakan ini diambil untuk menekan penyebaran Covid-19,’’ ungkapnya.
Mantan Kepala Kantor Perumahan Kabupaten Malang ini mengakui jika ada beberapa pegawai Pemkab Malang yang terpapar Covid-19. Mereka pun sedang menjalani isolasi mandiri. “Pegawai yang terpapar Covid-19 dan hanya mengalami gejala klinis ringan bisa isolasi mandiri di rumah. Tapi kalau ada gejala klinis sedang maupun berat alangkah baiknya melakukan isolasi di tempat isolasi yang disediakan pemerintah,’’ katanya.
Sementara itu tren kasus harian Covid-19 di Kota Batu meningkat sejak awal Februari. Rata-rata kenaikan kasus antara 20 hingga 60 kasus baru setiap harinya. Kini Kota Batu berada pada PPKM Level 3.
Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Batu Onny Ardianto mengatakan penerapan WFH 75 persen untuk kantor dan instansi di Balai Kota Among Tani. Hal itu agar mencegah penularan Covid-19 yang masif saat ini.
“Kami sarankan yang masuk kantor atau Work From Office hanya untuk pelayanan administrasi perkantoran saja guna mendukung operasional. Pelayanan kesehatan, keamanan dan ketertiban, serta penanganan bencana masih bisa berjalan 100 persen,” jelasnya.
“Serta pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dilakukan melalui
pembelajaran jarak jauh berdasarkan SKB 4 Menteri. Tempat hiburan dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50 persen,” sambung Onny.
Dijelaskannya untuk supermarket, hypermarket, pasar tradisional, toko kelontong dan pasar swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai pukul 21.00 dengan kapasitas pengunjung 60 persen. (ica/ira/ran/eri/van)