Malang Posco Media – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi menyiagakan instrumen sistem peringatan dini bencana atau Early Warning System (EWS) berupa sirine dan lampu sorot untuk memperingatkan masyarakat sepanjang aliran sungai di sekitar Gunung Semeru jika terjadi aktivitas yang perlu diwaspadai.
“Kalau di sepanjang aliran memang mulai hulu sampai hilir kan ada titik-titik koordinat penambangan, di sana selain EWS berupa sirine, kita juga menyiapkan lampu sorot,” kata Patria Dwi Hastiadi yang disampaikan secara daring di Jakarta, Rabu.
Pihaknya mengatakan keberadaan EWS berupa lampu sorot tersebut penting karena banyaknya titik-titik penambangan di lokasi tersebut.
“Jadi kalau petang, sore, maupun malam, selain sirine, kita bantu dengan sorot lampu yang langsung mengarah ke lokasi-lokasi titik yang rawan itu sebagai tanda bahwa kalau nanti ada sorotan berkali-kali yang diarahkan kepada mereka berarti diminta masyarakat yang sedang beraktivitas untuk segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan komunikasi kepada masyarakat melalui saluran lain seperti media sosial, aplikasi perpesanan, dan radio bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang juga menerima tambahan bantuan berupa tiga unit EWS dari BNPB agar lebih efektif dalam memberikan peringatan kepada masyarakat.
“Yang terbaru kita mendapatkan tiga bantuan EWS dari BNPB, sudah terpasang, kemudian sudah tersosialisasikan, juga sudah disimulasikan, sehingga harapannya memang itu lebih efektif,” kata Patria Dwi Hastiadi.
Pihaknya juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan pendakian di Gunung Semeru karena jalur pendakian sudah ditutup.
“Sampai sekarang pun masih ditutup jalur pendakian ke atas,” katanya.
BPBD Kabupaten Lumajang terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan tidak ada pendaki yang nekat melakukan pendakian di tengah meningkatnya aktivitas Gunung Semeru. (ntr/bua)