MALANG POSCO MEDIA, MALANG- BPBD Kabupaten Malang, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada bencana. Angin kencang dan hujan deras yang terjadi berpotensi bencana hidrometeorpologi. “Sesuai dengan rilis BMKG tentang cuaca ekstrem dan angin kencang. Ini memiliki potensi terjadi bencana,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan.
Dalam sepekan terakhir, lanjutnya, lebih dari tiga kejadian pohon tumbang akibat angin kencang. “Meskipun tidak ada korban jiwa, kami tetap meminta masyarakat waspada. Dan tidak bepergian jika tidak ada keperluan yang mendesak,” ujarnya. Sadono mengaku, dengan cuaca ekstrem ini, pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan anggota BPBD di lapangan.
“Terutama dengan anggota Tim Reaksi Cepat. Sehingga saat ada peristiwa, dengan cepat dan sigap merespon sekaligus melakukan penanganan,” terangnya. Bukan itu saja, selama cuaca ekstrem melanda, BPBD Kabupaten Malang juga menyiagakan empat pos lapangan, yang anggotanya siap bergerak menuju lokasi bencana dengan cepat.
Empat pos itu, berada di Kecamatan Ngantang, Kecamatan Tumpang, Kecamatan Tirtoyudo dan Kecamatan Gedangan. Petugas di pos lapangan melakukan komunikasi dengan desa-desa. “Di pos lapangan ada 5 hingga 8 petugas yang standby. Saat ada peristiwa bencana mereka langsung mendatangi lokasi,” papar Sadono lagi.
Mereka diminta juga melaporkan situasi dan kondisinya ke kantor BPBD Kabupaten Malang. “Melalui petugas di pos lapangan inilah, kami bisa menindaklanjuti apakah butuh bantuan penanganan atau cukup ditangani sendiri,” urainya. Sejauh ini, dia menyebutkan penanganan bencana di Kabupaten Malang berjalan cukup lancar.
Dan seluruh anggota BPBD bekerja dengan sigap dan cepat. “Saat penanganan bencana, kami juga melakukan koordinasi dengan beberapa OPD lainnya. Terutama untuk peralatan. Jika kami tidak memiliki, langsung koordinasi. Alhamdulillah selama ini berjalan aman dan lancar,’’ tandasnya.
Sementara itu Sadono juga menyebutkan sepanjang tahun 2022 lalu, ada 218 kejadian bencana di wilayah Kabupaten Malang. Dari jumlah tersebut lebih dari 50 persen kejadian adalah tanah longsor. “Sesuai data, tanah longsor mencapai 132 kejadian. Paling banyak terjadi di bulan Oktober 65 kejadian,” tutup dia. (ira/mar)