MALANG POSCO MEDIA– Warga Malang Raya mulai merasakan fenomena bediding. Ini terasa dalam waktu sepekan terakhir. Suhu Malang Raya mulai terasa dingin hingga mengigil.
Pantauan Malang Posco Media, suhu udara di Kota Malang pada Minggu (14/7) subuh hingga sekitar pukul 06.00 WIB kemarin cukup rendah. Yakni berada di 17 derajat celcius. Kondisi ini terpantau sudah dirasakan warga Kota Malang selama tiga hari terakhir.
Salah satu warga Kota Malang asal Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Ika Fitriani, merasakan menggigil kedinginan saat hendak Salat Subuh di dua hari terakhir.
“Iya bediding lho. Dingin banget pas mau salat subuh. Malang sudah mulai dingin, memang bulan-bulannya dingin ya ini,” ungkap Ika saat dimintai tanggapan terkait suhu Kota Malang yang mulai merendah beberapa hari terakhir.
Bediding biasa terjadi pada pertengahan tahun. Ini adalah pertanda sudah masuk musim kemarau.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Kota Malang Prayitno menjelaskan fenomena bediding adalah kondisi dimana suhu lingkungan terasa lebih dingin dibandingkan situasi normal.
“Iya memang sudah mulai terasa bediding ini. Memang ini tanda sudah masuk musim kemarau,” papar Prayitno saat dikonfirmasi kemarin.
Meski begitu penjelasan fenomena bediding ini, menurut infograsis resmi BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Timur di laman websitenya, dijelaskan sebagai siklus musiman. Ditandai dengan aktifnya angin monsoon timuran. Yang bersifat kering dan dingin.
Kemudian suhu menjadi rendah, dikarenakan tidak adanya tutupan awan serta rendahnya intensitas hujan. Fenomena Bediding, masih dijelaskan dalam laman BMKG Jatim, dimulai sejak Juni lalu. Dan akan berlangsung hingga September mendatang. Suhu terjadi umumnya akan terjadi di Bulan Agustus, karena bulan tersebut adalah puncak Musim Kemarau.
Sementara itu Prayitno juga menambahkan bahwa BMKG sudah memprediksi musim kemarau 2024 mulai berlangsung sejak April. Hanya saja, sebagian masyarakat baru merasakan suhu dingin luar biasa.
“Seperti penjelasan BMKG belum lama ini fenomena alami yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau. Yaitu sejak Juli sampai September. Periode puncak musim kemarau ditandai pergerakan angin dari arah timur, berasal dari benua Australia,” urai Prayitno.
Ditambahkannya, pada Bulan Juli, Australia sedang berada dalam periode musim dingin. Tekanan udara yang relatif tinggi di Australia mengakibatkan pergerakan massa udara dari Australia ke Indonesia atau dikenal dengan Monsoon Dingin Australia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin.
Akibatnya, kata Prayitno, suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama di selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) terasa lebih dingin. Ia juga menegaskan pada musim kemarau ini, ada beberapa upaya mitigasi yang akan dilakukan.
“Karena masuk musim kemarau jadi mitigasi terkait kekeringan. Waspada untuk penyebab-penyebab kebakaran. Kami sudah mulai melakukan penguatan kelurahan-kelurahan tangguh. Dengan memetakan potensi risiko bencana sesuai wilayah masing-masing,” jelas mantan Camat Kedungkandang ini.
BPBD Kota Malang juga mengimbau warga yang memiliki lahan pertanian. Agar waspada embun-embun upas (embun es) yang bisa merusak tanaman pertanian. Lalu bagi warga lanjut usia (lansia) agar menjaga kesehatan dengan treatment tepat agar terhindar dari dampak suhu rendah. (ica/van)