MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Batu Street Food Festival (BSFF) #6 2023 yang digelar di Balai Kota Among Tani Batu selama tiga hari mulai 11-13 Agustus sukses digelar. Bukan hanya mendapat apresiasi dari Kemenparekraf karena masuk dalam dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2023.
Lebih dari itu, BSFF #6 2023 ini mampu menggerakkan perekonomian cukup besar di Kota Batu. Selama tiga hari digelar, BSFF #6 mencatatkan perputaran uang mencapai ratusan juta rupiah. Jumlah tersebut dihitung secara kasar dari jumlah pengunjung per hari sekitar 10 ribu pengunjung. Dengan rata-rata pengunjung berbelanja sekitar Rp 50 ribu. Artinya per hari uang yang berputar Rp 500 juta dalam event BSFF #6.
Ketua Panitia BSFF #6 2023 Didik Rocki Wahyono mengatakan bahwa PHRI Kota Batu selaku pencetus BSFF sangat senang atas raihan yang diraih oleh event kuliner tahunan di Kota Batu tersebut. Pasalnya event tersebut tidak hanya menggerakkan perekonomian di Kota Batu.
“BSFF merupakan pencapaian luar biasa bagi PHRI Kota Batu. Pasalnya dengan event yang berjalan selama enam kali setiap tahunnya mampu menginspirasi komunitas kuliner di Kota Batu pada khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk terus berinovasi dan menciptakan karya-karya kuliner yang mengesankan,” ujar Rocki kepasa Malang Posco Media, Minggu (13/8) kemarin.
Roki menuturkan, BSFF juga sebagai instrumen untuk menggerakkan potensi hasil pertanian dan pariwisata. Sehingga diharapkan keduanya bisa berjalan beriringan. Apalagi Kota Batu, selain daerah wisata, juga dikenal sebagai daerah pertanian, khususnya pertanian holtikultura.
“Harapan kami melalui BSFF sektor pertanian dan pariwisata bisa dipadukan. Pasalnya Kota Batu memiliki banyak hasil pertanian seperti apel, kentang, stroberi. Produk pertanian tersebut akan diolah menjadi hidangan kuliner,” bebernya.
Sehingga secara tidak langsung, event tersebut menjadi platform keragaman kuliner yang dihasilkan dari kekayaan budaya Nusantara. Terpenting lagi, BSFF ini mampu menggerakkan wisatawan lokal dan luar daerah berkunjung ke Kota Wisata yang secara tidak langsung menggerakkan perekonomian di Kota Batu. Selain, mengenalkan potensi kuliner yang ada di Kota Batu.
“Kami mencatat tingkat kunjungan hari Jumat 4.600 pengunjung, Sabtu 10 ribu pengunjung. Kemudian pada hari Jumat pendapatan rata-rat per tenan meraih omset Rp 2 juta per tenang dengan jumlah 65 tenant. Sehingga pada hari Jumat hampir Rp 120 juta dan hari Sabtu 2 kali lipat rata-rata Rp 4 jutaan per tenan meraih omset sekitar Rp 300 juta,” pungkasnya.(eri/lim)