spot_img
Saturday, May 31, 2025
spot_img

Budaya Prepegan, Berburu Persiapan Lebaran di Pasar Tradisional Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG Budaya prepegan atau persiapan jelan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, terasa di Kota Malang. Masyarakat berbondong-bondong mendatangi pasar-pasar tradisional, untuk membeli bahan pokok hingga lauk dan sayur, untuk persiapan perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1446 H yang ditetapkan jatuh pada 31 Maret 2025.

Salah satu pasar yang tampak ramai masyarakat berbelanja ada di Pasar Madyopuro. Hingga siang hari, masih banyak masyarakat yang berlalu lalang untuk mencari kebutuhan. Mulai dari bahan pokok, lauk seperti ayam hingga daging, serta sayur-sayuran.

“Biasanya memang setiap tahun kami menyiapkan, berbagai bahan pokok untuk Lebaran. Sebelumnya sudah stok daging ayam sama tempe, kemudian hari ini, stok sayur-sayuran dan bumbu serta rempah, karena bisa langsung dimasak,” ujar Anah, salah satu pembeli kepada Malang Posco Media, Minggu (30/3).

Prepegan adalah kebiasaan atau tradisi masyarakat Jawa, yang berbelanja di pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan selama Idul Fitri. Mulai dari bahan makanan, kue hingga pakaian.

Sementara itu, salah satu pedagang sayur di Pasar Madyopuro bernama Karwati kenaikan harga bahan pokok jelang Idul Fitri adalah wajar. Pasalnya banyak faktor yang mempengaruhi,salah satunya jumlah stok tidak mampu mengimbangi jumlah permintaan.

“Seperti permintaan cabai, kalau hari biasa cabai kecil paling keluar 5 kilogram dalam sehari. Selama dua hari ini sejak Sabtu (29/3) kemarin, banyak permintaan cabai kecil, besar atau keriting. Cabai kecil itu bisa 10 kilogram atau lebih,” sebutnya.

Ia mengatakan, bahwa hingga saat ini harga bahan pokok juga mulai merangkak naik. Cabai kecil atau cabai rawit itu mencapai Rp100 ribu per kilogram, sementara cabai besar dan cabai keriting di harga Rp 50 ribu per kilogram.

“Bawang merah dan putih juga naik. Rata-rata naiknya kalau bawang putih sekitar Rp 2.000 kalau bawang merah itu bisa Rp 5.000. Kemudian sayur juga naik, bahkan kenaikan bisa sampai dua kali lipat, seperti timun dari Rp 3.000 jadi Rp 6.000 per kilogram, tapi memang pembeli juga naik,” jelasnya.

Sementara itu, diperkirakan saat hari H perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah nanti mayoritas pedagang akan tutup. Kemudian saat H+1 apabila ada yang sudah buka, kemungkinan lonjakan harga cukup signifikan.

“Biasanya harganya mahal. Karena untuk ongkos pekerja, dari petani sampai distribusi itu ongkosnya dua kali lipat. Jadi imbasnya ke harga barang di pasaran. Tapi nanti harga mulai kembali normal dan stabil di H+4 sampai seminggu,” pungkasnya. (rex/aim)

-Advertisement-.

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img