Salah satu alasan ia membangun bisnis adalah keluarga. Sejauh ini sebagai seorang woman working atau wanita karir yang memiliki anak kecil tentu menjadi tantangan tersendiri.
“Sering dulu ketika berangkat kerja itu harus menahan sedih karena ninggalin anak yang masih kecil. Begitu juga pas pulang, melihat anak ditinggal seharian bekerja. Kadang terbesit rasa salah karena tidak bisa full menemani anak,” ujarnya.
Ibu dari dua anak tersebut merasa waktu yang ia habiskan untuk anak masih sangat kurang. Hingga akhirnya ia mencoba berdiskusi dengan sang suami untuk resign pekerjaan dan mulai membangun usaha sendiri yang bisa lebih dekat dengan keluarga.
“Rasa bersalah bagi seorang ibu itu kan tidak baik ya. Jadi saya berpikir suatu saat saya harus berhenti. Akhirnya saya coba bicara sama suami. Beliau pun menyetujui dan meminta saya untuk memikirkan usaha seperti apa sementara produksi akan dibantu suami saya,” paparnya.
Hingga di tahun 2011 ia sudah full resign dan mengurus usahanya yakni brand CuddleMe. Dari sana ia mulai banyak menghabiskan waktu bersama dengan keluarga, termasuk menemani sang anak saat bermain. Ia memaksimalkan waktu untuk bekerja dan menemani anak-anak.
“Kalau tidak terlalu butuh konsentrasi biasanya sembari menemani mereka bermain, saya sambil kerjakan pekerjaan saya. Namun kalau memang butuh konsentrasi saya biasanya memilih untuk mengerjakan pekerjaan ketika mereka sudah tidur. Biasanya sampai jam 2 pagi,” terangnya.
Ia pun selalu memberikan waktu tersendiri untuk keluarga, bahkan sampai dengan saat ini dimana kedua putrinya sudah memasuki jenjang sekolah menengah dan atas. Ia bersama keluarga selalu menjadwalkan liburan bersama setiap dua kali selama satu tahun.
“Jadi saya dan keluarga selalu membuat waktu khusus untuk quality time bersama. Setahun dua kali biasanya di libur tahun baru dan libur semester. Biasanya lebih ke backpackeran, naik bus atau kendaraan umum lainnya ke berbagai tempat. Ini juga untuk mengajari mereka agar mengenal banyak hal,” tandasnya. (adm/nda)
