spot_img
Friday, May 3, 2024
spot_img

Bukan Jurnalis, Panpel Persik Didesak Cari Pelaku Pemukulan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tensi tinggi laga Persik Kediri melawan Arema FC belum usai. Bukan hanya tensi yang melibatkan kedua tim, namun adanya dugaan kekerasan yang dilakukan ‘oknum’ saat laga Sabtu (17/9) pekan lalu di stadion Brawijaya Kediri tersebut. Oknum berompi merah muda tersebut melakukan pemukulan terhadap suporter yang diamankan petugas setelah sebelumnya sempat terjadi aksi pengejaran dan pelemparan dari pendukung tuan rumah.

                Aksi ini mendapat perhatian serius dari Panpel Persik Kediri. Kejadian ini pun dikutuk keras dan pihak panpel tidak mentolerir adanya aksi kekerasan dalam bentuk apapun di sepak bola tanah air. Apalagi suporter yang dipukul tersebut sudah diamankan petugas. Suporter ini adalah oknum Aremania yang melanggar kesepakatan dan menyusup masuk stadion.

                “Kami mengutuk keras aksi yang kami juga belum bisa memastikan apakah benar dilakukan dari oknum media tersebut. Saat ini kami terus melakukan pendalaman dan mencari tahu siapa pelakunya. Namun sebagai panpel dan media officer Persik Kediri, saya menghaturkan permohonaan maaf yang sebesar-besarnya. Kejadian ini merupakan pengalaman berharga dan kami berharap yang terakhir kalinya serta tidak terulang lagi kedepannya,” ungkap Media Officer Persik Kediri, Haryanto ketika menanggapi video viral di media sosial mengenai aksi pemukulan tersebut.

                Menurutnya, jajaran panpel pertandingan Persik Kediri tengah mengumpulkan bukti-bukti. Serta mencari keterangan mengenai oknum berompi merah muda yang dimaksud sehingga timbul aksi kekerasan terhadap suporter.

                “Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berusaha membantu mengamankan pertandingan melawan Arema FC kemarin. Kami semua mengetahui tingginya tensi pertandingan mengingat sudah absen selama 19 tahun di Kediri. Alhamdullilah secara umum pertandingan bisa dilaksanakan dengan baik walau ada insiden seperti ini. Sekali lagi kami mengucapkan permohonan maaf dan kami terus berusaha mengetahui pelaku yang dimaksud,” tegasnya.

                Namun, pernyataan dari Media Officer tersebut ternyata berbuntut. Keterangan mengenai ‘oknum media’ disesalkan organisasi profesi jurnalis di wilayah Kediri. Pasalnya, hal tersebut membuat stigma negatif pada jurnalis.

                Empat organisasi profesi jurnalis di wilayah Kediri, Senin (19/09) kemarin menegaskan insiden tersebut tidak melibatkan wartawan, jurnalis, ataupun fotografer yang bertugas di wilayah Kediri, terutama Kediri kota.

                “Kita koordinasikan dengan teman-teman yang ada di lapangan, jelas pelakunya bukan jurnalis yang ada di Kediri. Teman-teman di lapangan tidak ada yang mengenal. Kami menyampaikan bahwa pelakunya bukan jurnalis Kediri, itu perlu digarisbawahi,” tutur Ketua AJI Kediri Danu Sukendro, usai pertemuan dengan Panpel dan Media Officer Persik di Mess Persik Kediri, Jalan PK Bangsa, Kota Kediri. 

                “Karena dikhawatirkan dampaknya. Kami harus mengedepankan pertama kredibilitas jurnalis di Kediri karena aksi kekerasan itu tidak bisa ditolerir. Kedua safety atau keamanan dari jurnalis. Dampaknya bisa melebar ketika teman-teman melakukan peliputan. Kami meminta kepada manajemen Persik Kediri untuk menemukan pelakunya. Kami ingin tahu sejauh mana progres dari penelusuran yang dilakukan oleh pihak manajemen,” tegas Danu lagi.

                Dalam pernyataan sikap mereka empat organisasi yakni Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Kediri, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Kediri, dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya mendesak Panpel Persik dan Media Officer Persik menemukan pelaku tersebut dalam waktu 1×24 jam dan pelaku wajib memohon maaf ke semua pihak. (ley/bua)    

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img