MALANG POSCO MEDIA – Keadilan itu masih ada. Divonis bebasnya Supriyani oleh Majelis Hakim di PN Andoolo Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, Senin (25/11) kemarin, membuktikan bahwa pengadilan masih berpihak pada kebenaran dan keadilan. Tak peduli terdakwanya orang lemah dan lawannya adalah orang kuat, berkuasa dan punya pengaruh. Pengadilan tetap tegak lurus dan memutuskan perkara dengan adil dan bijaksana.
Bebasnya Supriyani, guru honorer di SDN 4 Baito yang dilaporkan melakukan tindak kekerasan pada siswanya, merupakan kado manis dan terindah di hari guru yang jatuh pada 25 November kemarin. Betapa tidak, kasus yang viral di jagad media sosial dan di Indonesia itu telah mengancam posisi guru dan lembaga pendidikan secara umum.
Guru yang berjuang keras mengajar dan mendidik siswa, tampak diposisikan sangat lemah dan begitu mudah dikriminalisasikan. Kalau dibiarkan terus menerus, kejadian ini akan menjadi preseden buruk bagi profesi guru di masa depan. Padahal perlindungan terhadap guru sangat jelas dalam menjalankan profesinya. Guru harus dilindungi harkat dan martabatnya saat menjalankan tugas mendidik generesi penerus bangsa.
Kasus Supriyani dan banyak kasus serupa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Baik itu guru, orang tua, penegak hukum, pengadilan, serta pemerintah dan stakeholder terkait. Jangan sampai kasus-kasus seperti ini terulang kembali. Bila ada persoalan siswa dengan gurunya, idealnya semua dibicarakan dulu antara orang tua dan gurunya.
Jangan menang sendiri. Mentang-mentang punya posisi dan sebagai aparat hukum, kemudian langsung melaporkan sang guru yang diduga melakukan tindak kekerasan kepada anaknya. Semua butuh diklarifikasi sebelum menempuh jalur hukum. Semua anak memang harus didengar ceritanya. Namun tak semua cerita sang anak harus diterima mentah-mentah.
Bagi guru, ini juga pelajaran berharga agar lebih tenang dan stabil emosinya saat menjadi guru. Jangan mudah marah dan mudah meledak-ledak emosinya di depan siswa. Jadilah guru yang humble tapi tetap terhormat dan dihormati para siswa. Siswa dimanapun berada adalah anak-anak tercinta dari para orang tuanya. Mereka butuh diperlakukan seperti orang tuanya memperlakukan mereka. Jadilah orang tua di sekolah bagi para siswa.(*)