MALANG POSCO MEDIA – Di balik berbagai kegiatan besar yang dijalankan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kota Malang, ada semangat swadaya yang tak kalah kuat. Tak banyak yang tahu, sebagian besar aktivitas komunitas ini dijalankan dari iuran para anggotanya sendiri.
Meski sederhana, langkah itu menjadi bukti bahwa semangat kebersamaan mampu menumbuhkan kemandirian. Siska Budianti, Wakil Ketua HWDI Kota Malang, menyebut bahwa untuk program berskala besar, mereka memang menggandeng NGO dan mitra sosial. Namun, untuk kegiatan rutin, semua dilakukan secara mandiri.
“Kami membuktikan, meski dengan keterbatasan, kami mampu berkontribusi untuk sesama disabilitas. Ini bukti bahwa disabilitas bukan beban, tapi bagian dari solusi,” tegas Siska.
Ia mengakui, perjuangan terbesar justru bukan pada urusan pendanaan, melainkan melawan stigma. Banyak masyarakat yang masih memandang penyandang disabilitas sebagai kelompok yang harus dikasihani, bukan diberdayakan. Pandangan semacam ini, kata Siska, justru menjadi hambatan terbesar bagi tumbuhnya motivasi dan kemandirian difabel itu sendiri.
“Tantangan kami adalah membangun semangat disabilitas agar percaya diri, terus mengembangkan kapasitas, dan mengakses semua hak sebagai warga negara — baik pendidikan, kesehatan, maupun pekerjaan,” ujarnya.
Perjuangan itu, lanjutnya, membutuhkan lebih dari sekadar niat baik. Dibutuhkan komitmen, kesabaran, dan keikhlasan untuk terus melangkah di tengah keterbatasan.
“Kami ingin membuktikan bahwa dengan semangat dan dukungan bersama, disabilitas bisa mandiri dan berdaya di segala aspek kehidupan,” pungkasnya. (rex/aim)
