MALANG POSCO MEDIA – Wika Nurmaulita yang menjadi cosplayer sejak tahun 2014 melewati tantangan. Hobinya itu sempat tak disetujui oleh keluarga, tepatnya orang tuanya. Namun lama kelamaan hobinya itulah yang membawanya pada beragam prestasi. Sekarang ia mendapat dukungan dari lingkungannya.
“Di sisi lain orang tua ku juga awalnya tak setuju aku cosplay. Tapi lambat laun mereka bisa menerima. Selain itu karena aku juga buktikan bahwa aku cosplay juga bisa dapat prestasi,” ucapnya.
Cosplay diakuinya sebagai hobi yang tak murah untuk urusan modal. Satu kostum saja bisa merogoh kocek ratusan ribu rupiah hingga jutaan. Hal itu salah satunya yang melahirkan anggapan-anggapan miring dari sang orang tua Wika.
“Ya, anggapan seperti hanya ngabisin uang, beli kostum atau bikin mahal-mahal. Katanya sih, gak ada manfaatnya hobi ku ini,” ceritanya.
Namun hobi tetaplah hobi, kesenangan Wika pada Jejepangan tak bisa lepas begitu saja. Yang ia rasakan, dari hobi cosplay ini jadi semakin percaya diri. Bisa lebih mudah bersosialisasi dengan banyak orang.
“Jadi bisa berakting juga, skill make up juga meningkat, skill crafting juga sedikit banyak ku pelajari. Kenal sama banyak orang baik, diundang jadi juri dan guest star, sangat senang sekali. Sudah seperti healing tipis ngehindari kejenuhan,” ungkapnya lagi.
Beruntung, anggapan negatif tak banyak ia dapat dari orang lain. Wika merasa semua kerabatnya malah lebih tertarik melihat ia dengan cosplay. Selalu mendapat pujian, terkadang pula penasaran dengan foto-foto dirinya saat cosplay. Tak jarang, kerabatnya meminta Wika untuk dandan seperti karakter yang diinginkan dalam anime.
Tak selalu berjalan sesuai harapan. Di luar, segelintir oknum saat even –even cosplay kadang membuatnya risih. Terutama dengan yang kerap memaksa pose yang tak diinginkan.
“Kalau even kadang ada saja pengunjung atau orang random gitu. Mulai ngatain fisik aku, tapi aku tetep kalem aja sih. Yang penting aku jaga diri ku. Seperti nolak saat berfoto yang gak senonoh, pelukan misalnya. Kadang ada yang minta tapi aku tolak atau menghindar,” bebernya.
Sederet prestasi dari cosplay pernah ia raih. Mulai tahun 2014 juara 3 cosplay non armor, juara 2 cosplay tingkat Provinsi Jatim tahun 2015, juara 2 coswalk Cloveraction Kediri tahun 2016, Blitar Japanes Fest ia meraih juara 2 coscomp individu, di Lippo Batu menyabet best 10 coswalk, serta masih banyak lainnya. Terbaru, dalam event KLX ia mendapat best 5 coswalk.
Sederet capaian itu menjadi pembuktiannya bahwa hobinya bukan sekadar hal yang sia-sia. Melainkan bisa melahirkan prestasi. Ia juga membagikan tips bagi yang tertarik mendalami cosplay untuk mencari referensi sebanyak mungkin.
“Kalau mau cari costum sekarang sudah mudah ya sudah bisa rental. Kalau belum bisa make up sekarang juga ada jasa make up untuk memperdalam penjiwaan karakternya. Jaga diri sendiri jangan berkelakuan aneh-aneh di tempat umum, dan minimal punya keberanian buat membela diri,” tuturnya. (tyo/van)