MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang merilis kondisi Kota Malang selama Oktober kemarin mengalami deflasi mencapai 0,11 persen. Kondisi itu ternyata dipengaruhi oleh penurunan beberapa harga bahan makanan di masyarakat.
Kepala BPS Kota Malang Erny Fatma Setyoharini mengatakan, beberapa bahan makanan yang mengalami penurunan harga tersebut yakni seperti komoditi cabai rawit, daging ayam ras dan telur ayam ras.
“Penurunannya sebesar -25,83 persen dengan andil deflasi mencapai -0,07 persen. Kemudian disusul daging ayam ras yang mengalami penurunan sebesar -4,89 persen dan telur ayam ras-8,86 persen,” ungkap Erny, kemarin.
Selain itu ada komoditi cabai merah yang juga mengalami penurunan sebesar 25,97 persen, mangga turun 13,51 persen, tarif kendaraan roda empat online turun 4,49 persen hingga emas perhiasan turun sampai 1,15 persen.
Meski begitu, masih ada beberapa komoditi yang menyumbang kondisi inflasi atau kenaikan harga, seperti bensin, harga minyak goreng hingga mie.
“Bensin ini kalau dihitung mengalami kenaikan harga sebesar 0,05 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen. Sedangkan minyak goreng ternyata setelah turun harganya, di Oktober mengalami kenaikan sebesar 2,5 persen disusul mie yang naik sebesar 2,94 persen,” ungkap Erny.
Kemudian, tarif kendaraan roda dua online juga mengalami kenaikan sebesar 8,15 persen, upah asisten rumah tangga 0,76 persen, tarif kendaraan travel juga naik 8,53 persen, lalu komoditas beras mengalami kenaikan 0,36 persen dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0.01 persen.
“Kenaikan beberapa komoditi itu tentu tidak lepas dari kenaikan harga BBM pada September lalu,” sebutnya.
Kota Malang menjadi salah satu dari lima kota yang mengalami deflasi di Jawa Timur. Tiga daerah yang mengalami deflasi terdalam yakni Kediri, Jember dan Madiun. Sementara untuk daerah yang mengalami inflasi di Jawa Timur yakni Probolinggo dan Surabaya. (ian/aim)