spot_img
Sunday, August 17, 2025
spot_img

Cak Nur dan Mas Heli Diskusi dengan Pedagang Pasar Batu, Terima Banyak Keluhan, Ambil Langkah Konkret

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Wali Kota Batu Nurochman dan Wawali Batu Heli Suyanto menggelar silahturahmi sekaligus dialog dengan perwakilan pedangan Pasar Induk Among Tani Kota Batu di Pendopo Rumdin, Selasa (12/8) malam. Pada kegiatan yang berlangsung mulai pukul 19.00 WIB hingga 22.30 WIB tersebut ada banyak keluhan pedagang kepada pemimpin Kota Batu tersebut.

Mayoritas pedangan mengeluhkan penurunan pendapatan yang diakibatkan beberapa beberapa faktor. Di antaranya aturan antara pedagang pasar pagi dan pasar induk yang tidak diterapkan tegas, kerusakan atap hingga sebabkan bocor saat hujan, penataan zonasi kembali, mewajibkan bus wisata singgah di pasar, perlunya penambahan lift untuk naikkan barang serta Pemkot Batu harus melakukan promosi besar-besaran. 

Menanggapi berbagai keluhan pedagang tersebut, Cak Nur sapaan akrab wali kota menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan langkah konkret sesuai mekanisme agar pasar tradisional terbesar di Indonesia tersebut ramai pembeli dan menjadi pusat perputaran ekonomi warga. Namun keluhan tak bisa langsung dieksekusi karena harus melalui berbagai tahapan untuk usulan, kajian hingga penganggaran

“Pada prinsipnya melalui silaturahmi malam ini secara bersama bagaimana caranya pasar yang sudah dibangun semegah ini bisa dikelola dengan baik dan mengembalikan minat pembeli. Maka kami akan segera membentuk tim untuk melakukan kajian komprehensif supaya seluruh persoalan terpotret jelas, sehingga rekomendasinya tepat untuk membuat pasar ramai kembali,” ujar Cak Nur kepada Malang Posco Media.

Pembentukan tim kajian tujuannya untuk mencakup evaluasi menyeluruh dari usulan atau keluhan yang disampaikan pedagang. Tentunya pemkot akan melibatkan konsultan pendamping untuk memastikan hasil kajian bersifat profesional dan komprehensif.

“Untuk proses kajian kami upayakan bisa selesai tahun ini, sehingga rekomendasi sudah bisa dipegang. Selanjutnya pada 2026 kita anggarkan pelaksanaannya. Namun tidak bisa semua usulan karena keterbatasan APBD dan dipilih yang prioritas terlebih dahulu,” bebernya.

Selain beberapa hal tersebut, pedagang juga menyampaikan salah satu persoalan yang menjadi sorotan adalah banyaknya kios yang meski sudah dibagikan, tidak ditempati oleh penerimanya. Bahkan ada kios yang ditempati tetapi tidak digunakan untuk berjualan. Kondisi pasar yang sepi menjadi alasan utama para pedagang enggan beraktivitas di sana.

Terkait hal ini, Nurochman meminta Diskumperindag melakukan pendataan dan membuka kemungkinan pemberian keringanan retribusi bagi pedagang yang benar-benar kesulitan. Diskresi kebijakan tersebut bisa berupa diskon atau pengurangan tarif. Ia menegaskan, pemerintah siap mengambil langkah fleksibel demi menghidupkan kembali pasar.

“Kalau memang kondisinya pedagang tidak mampu, kita bisa mengambil kebijakan seperti diskon atau pengurangan retribusi. Yang penting datanya jelas, kios yang terisi, yang kosong, dan yang terisi tapi tidak aktif,” tegasnya.

Sementara itu, Mas Heli panggilan akrab Wawali Batu menerangkan jika pemerintah memerlukan data akurat sebagai dasar pengambilan kebijakan. Ia meminta jajaran terkait untuk memperbarui data jumlah kios yang sudah terpakai, belum terpakai, dan yang tidak aktif.

“Terkait data pasti, nanti kita minta update. Perlu dicek langsung ke lokasi supaya tidak ada kekeliruan. Dari situ kita akan cari formula terbaik agar pasar kembali ramai,” imbuhnya.

Heli menambahkan, Pasar Induk Among Tani dibangun dengan harapan menjadi sentra perdagangan terbesar di Kota Batu. Namun dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kunjungan dan aktivitas jual-beli di pasar tersebut cenderung menurun.

“Saya dan Cak Wali menilai, kondisi ini harus segera diatasi agar investasi pembangunan tidak sia-sia dan manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat demi mewujudkan visi misi Mbatu Sae,” katanya.

Melalui silaturahmi dan dialog terbuka dengan pedagang, pemerintah berharap terjalin komunikasi dua arah yang produktif. Aspirasi yang masuk akan menjadi bahan kajian dan hasilnya akan diwujudkan dalam kebijakan nyata mulai 2026. “Pasar ini harus kembali menjadi pusat perdagangan yang hidup. Kita butuh sinergi antara pemerintah, pengelola, dan pedagang untuk mewujudkannya,” pungkasnya.(eri/lim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img