MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Puluhan Kepala SMK PGRI telah menerima SK dari YPLP PGRI Provinsi Jawa Timur, Sabtu (16/3) lalu. SK diberikan langsung olen Ketua Yayasan Perwakilan YPLP PGRI Provinsi Jawa Timur Dr. Dra. Dwi Retnani Srinarwati, M.Si. Dalam kesempatan itu pula, Ketua PB PGRI, Dr. Jejen Musfah, MA memberikan penguatan berupa Capacity Building untuk para kepala sekolah. Acara ini dilaksanakan di Aula SMK PGRI 3 Malang.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Jejen Musfah, MA mengimbau kepada para kepala sekolah untuk membangun komunikasi yang bagus. Baik kepada jajaran pimpinan sekolah, guru termasuk pada peserta didik.
Salah satu komunikasi yang baik ada pada saat rapat. Hasil kinerja yang efektif diantaranya diperoleh dari rapat yang tidak terlalu lama. Tidak bertele-tele. To the point dan singkat. “Rapat jangan lama-lama, pada intinya saja. Kepala sekolah membuka dan menutup saja. Selebihnya diberikan kepada wakil atau kepala bidang,” ucapnya.
Menurutnya, yang penting dalam rapat inti substantif dapat tersampaikan pada anggota rapat. Meskipun sebentar tapi pesan penting dapat tersampaikan. “Dan juga jangan kebanyakan rapat. Yang penting adalah impacknya. Intinya rapat, eksekusi dan impack,” terangnya.
Jejen menegaskan, salah satu kapasitas pemimpin adalah komunikasi yang baik. Komunikasi yang konstruktif. Menyampaikan dan mau mendengarkan. “Kebanyakan problem interpersonal seorang pemimpin itu jarang mau mendengarkan,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata dia, diantara bagian dari komunikasi yang baik adalah tidak marah. Kewibawaan seorang pemimpin dilihat dari kemampuan mengontrol emosi. Sebab sikap marah tidak akan dapat memberikan solusi terbaik. “Semoga kepala sekolah yang baru dapat menjalankan tugas kepemimpinan dengan baik, prestasinya semakin meningkat dan siswanya juga bertambah banyak,” tutur Jejen.
Kepada Malang Posco Media, Jejen menyampaikan, penunjukan mereka sebagai kepala sekolah atas dasar kapasitas kepemimpinan dan manajerial yang dimiliki. Karena itu, PB PGRI berharap para kepala sekolah yang dilantik menunjukkan kinerja terbaiknya. Mereka mampu menjalankan peran kepala sekolah dengan baik.
Menurutnya, seorang kepala sekolah tidak cukup hanya kompeten. Misalnya memiliki siswa yang banyak, sarana infrastruktur yang memadai, dan sebagainya. Tetapi kepala sekolah juga harus memiliki etikabilitas. Karena sebagai pemimpin akan berhadapan dengan banyak godaan. Terlebih yang berurusan dengan materi. “Maka kami berharap kepala sekolah memiliki integritas dengan menjaga zero corruption. Jangan terbersit sedikitpun untuk korupsi,” tegasnya.
Tugas lain kepala sekolah menciptakan ekosistem yang nyaman. Guru dan siswa merasa nyaman di sekolah. Dan itu membutuhkan inovasi kepala sekolah. Didukung dengan program-program strategis seperti sekolah hijau yang memungkinkan warga sekolah merasa nyaman. “Ini bagian dari pelayanan. Guru, siswa, orang tua dan masyarakat merasa betah di sekolah. Dengan sarana memadai dan lingkungan yang bersih. Membuat mereka merasa homie di sekolah, dan itu tidak lepas dari inovasi dan kreativitas kepala sekolah,” pungkasnya. (imm/adv/udi)