.
Friday, November 22, 2024

Cara Pencegahan dan Penanganan Hipertensi Metode Akupresur

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg, sehingga tidak semua penderita hipertensi menyadari penyakit yang dideritanya. Hal ini yang membuat hipertensi kerap disebut sebagai silent killer atau pembunuh senyap. Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat karena potensinya yang mampu mengakibatkan kondisi komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2019), 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, sebagian besar (2/3) tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2015, 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita menderita hipertensi. Sementara itu, hipertensi merupakan penyebab utama kematian dini di dunia.

Adapun berdasarkan penyebabnya, hipertensi terbagi menjadi hipertensi esensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan melalui tanda-tanda diantaranya kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid) dan penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme). Penegakkan diagnosa dapat dilakukan melalui pengukuran tekanan darah oleh tenaga kesehatan atau kader kesehatan yang telah dilatih dan dinyatakan layak. Pengukuran tekanan darah dilakukan sesuai dengan standar british society of hypertension menggunakan alat sphygmomanometer air raksa, digital atau anaeroid yang telah ditera. Secara umum keluhan yang dialami penderita hipertensi berupa sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, pusing dan mudah lelah.

Jumlah penderita tekanan darah tinggi terus meningkat, ada sekitar 50 juta (21,7%) orang dewasa Amerika dengan tekanan darah tinggi, Thailand 17%, Vietnam 34,6%, Singapura 24,9%, dan Malaysia 29,9%. Menurut perkiraan, sekitar 30% populasi dunia tidak terdiagnosis hipertensi (kondisi underdiagnosis).Di Indonesia, prevalensi hipertensi berkisar antara 6-15%. Hal ini karena penderita hipertensi biasanya tidak memiliki gejala apapun, atau memiliki gejala yang ringan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2019), 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, sebagian besar (2/3) tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2015, 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita menderita hipertensi.

Berdasarkan capaian SPM (Standar Pelayanan Minimal) Kota Malang tahun 2022 berada di angka 56,2%. Jumlah estimasi penderita hipertensi yang berusia ≥15 tahun di Kota Malang sekitar 228.720 penduduk, dengan jumlah laki-laki 111.978 orang dan perempuan 116.742 orang. Dari jumlah tersebut, penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 56,2% atau 128.525 penduduk. Kendala yang dihadapi berupa kurangnya pemahaman dan kesadaran, kurangnya dukungan keluarga, tidak semua penderita hipertensi berkunjung ke puskesmas dan kurangnya kepatuhan minum obat pada pasien.

Upaya pengendalian hipertensi bertujuan untuk mencegah dan menurunkan probabilitas kesakitan, komplikasi dan kematian. Langkah ini dapat dikelompokkan menjadi pendekatan farmakologis dan non-farmakologis. Pendekatan farmakologis merupakan upaya pengobatan untuk mengontrol tekanan darah penderita hipertensi yang dapat diawali dari pelayanan kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas atau klinik. Sedangkan pendekatan non-farmakalogis jauh lebih efektif dibandingkan dengan pemberian obat-obatan kimia dan tidak memberikan efek samping yang justru dapat membahayakan untuk pasien, salah satunya bisa dengan cara metode akupresur (pemijatan melalui titik-titik tertentu pada tubuh).

Akupresur merupakan perkembangan dari terapi akupuntur. Pada teknik akupuntur memakai jarum, beda halnya dengan teknik akupresur yang menggunakan gerakan dan tekanan jari yaitu tekan putar, tekan titik dan tekan lurus untuk merangsang titik-titik yang ada di tubuh dan menekannya hingga masuk ke sistem saraf. Titik-titik akupresur ini berada di permukaan kulit yang sensitif terhadap perangsangan biolistrik dan dapat menghantarkan rangsangan, dimana dengan perangsangan di titik akupresur menyebabkan keluarnya hormon endorphin dan penurunan kadar hormone adrenalin, homon endorphin suatu neuro transmitter yang dapat mengurangi rasa nyeri. Penurunan kadar hormone adrenalin akan memberikan rasa tenang dan rileks sehingga berdampak pada perlambatan denyut jantung yang akhirnya akan membuat tekanan darah mengalami penurunan.

       Titik-titik akupresur yang digunakan berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman penulis ada 7 titik, antara lain: 1) SP 6 Sanyinjiao, terletak 4 jari diatas mata kaki bagian dalam; 2) LR 3 taichong, teletak diantara tulang ibu jari dan tulang jari kedua pada kaki; 3) LR 2 Xingjian, terletak 1 jari di bawah titik LR 3 taichong; 4) LI 4 Hegu, terletak di pertengahan antara tulang ibu jari dan tulang jari telunjuk pada tangan; 5) GB 20 Fengchi, Terletak 2 jari dari batas rambut belakang pada sebuah lekukan; 6) GV-26 Renzhong, terletak di tengah-tengah antara garis bibir atas dan tulang rawan ujung hidung; 7) GV-20 Bahui, terletak pada tengah-tengah puncak tulang kepala bagian atas.

Cara melakukan pemijatan atau penekanan pada titik-titik akupresur tersebut yaitu lakukan pemijatan menggunakan ibu jari atau alat pemijat yang ujungnya tumpul, untuk masing-masing titik dilakukan pemijatan 50 kali (hitungan mengikuti detik jarum jam) pada kedua sisi tubuh (kanan dan kiri). Lakukan setiap hari satu kali selama 3 hari, setelah 3 hari lakukan pengukuran tekanan darah. Bila belum berhasil bisa dilanjutkan lagi setiap hari selama 3 hari juga.

Pantangan pada saat melakukan pemijatan, yaitu: 1) anda tidak sedang dalam keadaan emosi, lapar, kenyang, dan capek; 2) wajib minum obat penurun tekanan darah tinggi yang diberikan oleh dokter; 3) khusus untuk titik LI 4 Hegu jangan lakukan bila sedang hamil muda karena bisa menyebabkan keguguran. (*/nda)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img