MALANG POSCO MEDIA – Jembatan Soekarno-Hatta (Soehat) jadi perhatian serius. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah aksi bunur diri (bundir). Itu menyusul terjadinya kasus bundir beruntun di jembatan itu. Warga pun diimbau agar saling peduli, saling menjaga dan aware terhadap sesama.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Ir Dandung Djulharjanto menyampaikan usulan kepada Pemprov Jatim agar menambahkan perangkat pengamanan di jembatan tersebut.
Untuk diketahui Jembatan Soehat dan akses jalannya merupakan kewenangan Pemprov Jatim.
Dandung menyampaikan ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan. Untuk itu membutuhkan waktu hingga kajian khusus untuk menindaklanjuti.
“Tapi kan mesti diketahui pula jembatan itu kekuatannya sudah berkurang. Jadi pemasangan pengaman harus memperhitungkan beban jembatan. Harus dianalisa, harus ada kajian. Jadi berproses, yang jelas kami sudah usulkan,” ungkap Dandung.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji menjelaskan Jembatan Soehat berada di wilayah jalan provinsi, bukan di wilayah kewenangan Pemkot Malang. Artinya apapun yang dibutuhkan seperti penambahan pengamanan merupakan keputusan Pemprov Jatim.
Meski begitu Sutiaji menekankan pentingnya peran seluruh pihak memberikan pendampingan terhadap individu yang memiliki kecenderungan bunuh diri. Ia menyadari bahwa bunuh diri merupakan masalah pribadi, tetapi ketika terdapat indikasi ataupun tanda-tanda seseorang akan melakukannya, haruslah menjadi perhatian bersama.
“Jadi semuanya saya rasa harus aware akan hal ini. Dan tetap nanti kita komunikasikan juga ke provinsi soal jembatan ini,” tegas Sutiaji.
Di sisi lain, Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkot Malang. Untuk membahas terkait penambahan sarana pengaman pada jembatan.
“Kami telah menugaskan Kasat Intelkam dan seluruh jajaran Kapolsek. Untuk mendata jembatan atau fasilitas umum di Kota Malang, yang berpotensi dijadikan sebagai lokasi bunuh diri. Selain itu kami juga mengerahkan Polisi RW, untuk terjun ke masyarakat,” ungkapnya.
Selain usulan penambahan sarana pengaman pada jembatan, pihaknya juga akan menggencarkan edukasi ke sekolah maupun kampus. Hal ini untuk membuka wawasan dan menanamkan rasa saling peduli.
“Ini adalah tanggung jawab bersama, kami akan memberikan pengertian serta pemahaman pentingnya rasa saling memahami. Seperti melihat teman yang pendiam, murung, bisa diajak berbicara untuk menceritakan masalahnya,” ujarnya.
Polresta Malang Kota pun telah membuka layanan SIMPATI MAKOTA. Semua layanan, seperti trauma healing sudah disediakan. “Apabila masyarakat membutuhkan, kami siap untuk memberikan layana trauma healing,” kata dia.
Sementara itu aksi percobaan bunuh diri kembali terjadi di kawasan Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Pertama, di salah rumah kos yang ada di Kelurahan Jatimulyo. NL seorang mahasiswi berusia 20 tahun dicegah oleh temannya saat mencoba bunuh diri. Kemudian dilaporkan ke polisi.
Kapolsek Lowokwaru AKP Anton Widodo saat dikonfirmasi mengatakan, kejadian tersebut terjadi, Minggu (28/5). Saat itu, penghuni kos inisial K mendapat informasi dari keluarga NL yang mencoba bunuh diri. Keluarga menyarankan K mengecek kondisi NL di kamar kos yang ditempati. Itu NL setelah sempat mengirim pesan membuat khawatir.
Setelah menerima laporan, anggota Polsek Lowokwaru datang di kos NL untuk mencegah bunuh diri. Kepolisian sudah melakukan koordinasi dengan pihak keluarga setelah menenangkan NL. Berdasarkan keterangan NL akan dibawa ke psikiater oleh keluarga. “Keluarga akan menjemput anaknya, rencana akan dibawa ke psikiater,” tambahnya. (ica/rex/den/van)