spot_img
spot_img
Friday, March 29, 2024
spot_img
spot_img

UM GANDENG PCI NU JERMAN

Cegah Paham Transnasional Radikal

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Universitas Negeri Malang (UM) menggandeng Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Jerman dalam meneguhkan semangat kebangsaan melalui kegiatan pelatihan hujjah Aswaja. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid pada Ahad, 25 Agustus 2022 pukul 08.30 CEST atau 13.30 WIB ini diselenggarakan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat internasional hasil kerjasama LP2M UM dengan PCI NU Jerman.

Ketua Tim Pengabdian Dr. KH. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I. dosen Universitas Negeri Malang yang juga Wakil Direktur Aswaja Center PWNU Jawa Timur menjelaskan bahwa tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk menginternalisasi nilai religius nasionalis sebagai upaya menangkal wacana dan aksi keagamaan radikal untuk komunitas internasional.

“Kami berterima kasih kepada tim pengabdian Universitas Negeri Malang yang telah memfasilitasi kegiatan yang telah kami tunggu sejak lama. Kegiatan positif ini akan memberikan khazanah keilmuan baru bagi kami khususnya PCI NU Jerman,” kata Gus Muhammad Rodlin Billah, Ketua Tanfidziyah PCI NU Jerman dalam sambutannya.

Kegiatan yang dihadiri para pengurus PCI NU Jerman dari jajaran tanfidziyah, syuriyah dan banom-banom NU (Muslimat, Ansor, PMII) serta para diaspora Indonesia di Jerman ini dilaksanakan dalam dua sesi materi.

Materi pertama disampaikan Dr. KH. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I. yang mengangkat tema Hujjah Aswaja sebagai Internalisasi Nilai Religius Nasionalis untuk Mencegah Paham Transnasional Radikal.

Ustadz Faris menegaskan, jihad dengan target mengganti NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan daulah Islamiyyah tidak dapat dibenarkan. Alasannya, jika hal itu dilakukan, dapat dipastikan menimbulkan kekacauan dalam berbagai aspek kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Bahkan, hal itu akan memicu terjadinya perang saudara yang justru semakin jauh dari target jihad yang dicita-citakan.

Adapun materi kedua disampaikan Mukhammad Yahya, M.A., Ph.D., Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN Maulana Malik Ibrahim dengan tema Moderasi Beragama Indonesia – Jerman. Beliau mengatakan bahwa moderasi beragama adalah upaya untuk semakin meneguhkan Islam rahmatan lil ‘alamin dan menurut pandangan beliau, NU adalah salah satu organisasi paling moderat di Indonesia saat ini.

Berbagai penelitian telah mengungkap bahwa Pendidikan Aswaja an-Nahdliyah memiliki kontribusi nyata dalam dalam upaya menangkal radikalisme beragama. Pelajaran materi Aswaja dengan nilai-nilai moderat (tawassuth) yang terus ditanamkan kepada masyarakat dinilai mampu memberikan pemahaman agama yang lebih komperhensif dan lebih baik. Nilai moderatisme atau tawassuthiyah yang dikembangkan dalam pendidikan itu mampu mengkompromikan dua paham ekstrim, yaitu ekstrem kanan (radikal) dan ekstrem kiri (liberal).

Kegiatan ini diakhiri dengan doa dipimpin Rois Syuriyah PCI NU Jerman KH. Syaeful Fattah, “Terimakasih atas kegiatan yang telah dilaksanakan ini, walaupun kita berjauhan fisik tetapi hati kita sama dan semakin dekat dengan NU. Semoga kegiatan serupa bisa dilaksanakan dan kita semua bisa bersilaturrahim keilmuan dengan para kyai di Indonesia”, pungkas Kiai Fattah. (nuo/udi)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img