spot_img
Friday, July 4, 2025
spot_img

Cegah Rusak, Arca Museum Mpu Purwa Dibersihkan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Beberapa benda cagar budaya di Museum Mpu Purwa dibersihkan dari lumut, jamur, kotoran dan mikroorganisme lain, Rabu (7/6) kemarin. Pembersihannya menggunakan cairan minyak Atsiri berjenis Sereh Wangi yang cukup ampuh dan aman digunakan.

Caranya dengan disemprot ke beberapa titik benda cagar budaya yang terdapat lumut, jamur atau kotoran lain.  Setelah disemprot, benda benda cagar budaya itu langsung ditutup dengan plastik agar efek dari cairannya bekerja maksimal. Lalu tinggal ditunggu selama 24 jam sejak penyemprotan.

Pembersihan ini merupakan bagian dari edukasi konservasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang bersama Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) kantor wilayah XI Jawa Timur.

“Edukasi tadi kita kenalkan pada para peserta mengenai apa sih cagar budaya. Kita sampaikan juga penyebab kerusakan apa, mekanisme pelestarian khususnya materi berbahan batu, penghambatan mikroorganisme, hingga tentang menghilangkan noda dari proses penggaraman,” terang Agus Kiswanto Sububit Pemeliharaan Cagar budaya BPK Wilayah XI Jawa Timur.

Malang Posco Media
(MPM-FIRMAN)

Benda benda cagar budaya di Museum Mpu Purwa menurutnya terdapat berbagai macam. Ada yang berupa arca hingga prasasti dengan usianya yang mencapai ratusan hingga ribuan tahun. Maka dari itu, perawatan seperti kali ini merupakan bagian penting untuk melestarikan peninggalan bersejarah.

Edukasi konservasi dan pembersihan benda cagar budaya ini sendiri berlangsung selama dua hari. Hari pertama kemarin diperuntukkan benda benda cagar budaya yang ada di area luar museum, sementara hari ini dilakukan untuk benda benda cagar budaya yang berada di dalam ruangan museum.

“Kalau tidak dibersihkan, dari sisi estetika mengganggu pandangan. Kotor tidak terawat. Dari segi konservasi, memang ada beberapa mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan. Misal lumut, ada akar rizoma itu bisa masuk ke dalam pori pori batu. Bisa menyebabkan retak, pecah,” jelas Agus.

Untuk perawatan benda benda bernilai historis ini, dikatakan Agus sangat tergantung dari kondisi letak barang cagar budayanya. Untuk benda benda cagar budaya yang diletakkan di luar ruangan tentu membutuhkan perawatan yang lebih ekstra. Karena ada paparan air hujan dan kelembapan udara.

“Perawatan luar ruangan lebih sering, paling tidak dua tahun kita lakukan treatment. Untuk di Museum Mpu Purwa ini masih bisa dikondisikan,” terangnya.

Khusus untuk benda benda berusia sangat tua, tentu butuh perlakuan yang agak berbeda. Harus lebih hati-hati dan pralatan yang digunakan harus lebih lembut. Pembersihan dan edukasi konservasi ini pun memberi pengetahuan dan pengalaman tersendiri bagi Hafid Nur Hidayat Mahasiswa Jurusan Perpustakaan dan Ilmu Informasi UIN Malang yang menjadi peserta dalam kesempatan itu. Menurutnya, ini pengetahuan yang sangat berharga yang jarang diajarkan di sekolah.

“Ini hal baru yang saya dapat, konservasi tidak hanya dilakukan dengan sapu ijuk atau alat kecil, bisa dilakukan dengan bahan bahan kimia untuk mencegah mikroorganisme nya. Sebelumnya belum pernah. Ini pertama kali tahu, banyak pengetahuan yang didapat,” sebut Hafid. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img