spot_img
Wednesday, April 16, 2025
spot_img

Cek Rel KA Aman Dilewati, Pernah Temukan Serpihan Tubuh Manusia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Cerita  Petugas PPJ KA Pastikan Keselamatan Jalan Kaki Belasan Kilometer

Ia merupakan salah satu petugas di balik kelancaran perjalan kereta api (KA) agar tetap aman dan selamat sampai tujuan. Dia adalah Vikki Fermansah.

Setiap pagi sebelum matahari benar-benar terbit, Vikki  sudah siap dengan seragam dan sepatu kerjanya, untuk menyisir belasan kilometer (KM) mencegah adanya gangguan perjalan transportasi umum tersebut.

-Advertisement- HUT

MALANG POSCO MEDIA– Usai subuh pria 39 tahun asal Malang itu sudah siap kerja. Ia melangkah menyusuri rel kereta api, memastikan bahwa jalur lintasan yang dilalui aman dari gangguan. Lebih dari 10 tahun, ia menjadi Petugas Pemeriksa Jalur (PPJ) yang jarang diketahui banyak orang, namun sangat vital untuk keselamatan ribuan nyawa.

“Berangkatnya bisa jam 5 pagi, bahkan sebelumnya, tergantung petak tugas yang dilalui. Tugas saya memeriksa semua kondisi rel, termasuk bantalan, sambungan, saluran air, sampai pohon yang mungkin menghalangi jalur,” ceritanya kepada Malang Posco Media.

Pria yang akrab disapa Vikki ini, menempuh perjalanan minimal 5-6 kilometer, dan dilakukan pulang-pergi (PP). Dalam melakukan pemeriksaan, ia harus berjalan kaki, sembari memastikan apakah ada keanehan, temuan atau potensi bahaya di petak lintasan yang diperiksanya.

Ia bertugas dari Jalur Perlintasan Langsung, yaitu perpotongan antara jalan raya dan rel kereta api di Kota Malang, hingga ke Stasiun Ngebruk. Jarak tersebut terbagi menjadi empat petak jalur tugasnya. Minimal dalam perjalanan berangkat, ia harus menempuh waktu 1,5-2 jam, dan harus kembali ke titik awal keberangkatan.

“Tentu, beberapa kali PPJ termasuk saya menemukan keanehan. Seperti bantalan tidak sesuai, atau rel yang bengkok. Harus segera terdata dan disampaikan ke Kepala UPT stasiun setempat, agar segera ditindaklanjuti. Sekecil apapun potensi bahayanya, bisa menyebabkan dampak yang vital, jadi harus segera tertangani,” sebutnya.

Tak hanya menjalankan profesi saja, Vikki juga kerap melakukan tugas kemanusiaan. Jalur rel yang merupakan prioritas ini, kerap dianggap sepele oleh sebagian orang. Sehingga, tak jarang ia berjalan, sembari memeriksa rel juga mengedukasi masyarakat untuk menjauhi jalur rel.

“Alhamdulillah, sekarang kesadaran masyarakat sudah mulai terbangun. Sebagian besar sudah menjauhkan aktivitas dari jalur rel. Sempat ada yang hanya sekadar nongkrong, atau aktivitas lain, ini berbahaya, jadi kami juga tak lelah selalu mengingatkan sambil menjalankan tugas,” sebutnya.

Di balik pekerjaan tersebut, tak jarang ada hal-hal yang membuat bulu kuduk Vikki berdiri kala menjalankan tugas. Ia pernah menemukan serpihan bagian tubuh manusia, yang diduga menjadi korban kecelakaan KA.

“Beberapa kali pernah menemukan, serpihan (tubuh manusia). Jadi seperti ini juga kami laporkan, agar dievakuasi. Karena ini juga menjadi temuan, dan jangan sampai menjadi hal negatif untuk perjalanan KA,” terang alumnus SMPN 12 Malang, itu.

Selain itu, pengalaman menegangkan juga pernah ia alami saat melakukan pemeriksaan. Sebagai seorang PPJ, Vikki tentu sudah memahami jadwal kereta yang akan melintas, di jalur tempatnya memeriksa. Suatu ketika, saat ia memeriksa di JPL 110, ia menyaksikan langsung sebuah tragedi.

“Saat itu, saya menepi karena ada alarm kereta mau lewat. Saya sudah memastikan dan berteriak, agar semua menjauh dari rel. Saat palang sudah tertutup sempurna, petugas palang pintu sudah akan keluar. Tiba-tiba terdengar kode bel dari KA yang melintas. Reflek saya melihat, ternyata ada orang lari di depan KA. Saya sudah tak sempat menolong, dan akhirnya terjadi laka dan korban meninggal dunia,” kenangnya lirih.

Meski terguncang, Vikki tetap menjalankan prosedur dengan segara melapor ke atasan, memanggil ambulans, memastikan rel aman kembali. “Tugas kami memastikan jalur tetap steril dan aman. Itu tanggung jawab kami,” katanya.

Dalam kesehariannya, Vikki juga terbiasa menghadapi medan yang berat, cuaca tak menentu, bahkan kondisi minim fasilitas. “Kadang jalan di tempat yang jauh dari peradaban. Seperti melintasi hutan, atau area perkebunan. Di situ tidak ada warung. Uang nggak laku di sana, jadi harus bawa bekal sendiri,” ujarnya sambil tertawa.

Tak ada plakat penghargaan yang dipajang, tapi dukungan dari keluarga menjadi penyemangat terbesar Vikki.

Ia tetap bangga menjalani tugas ini. “Keluarga selalu mendukung saya menjalani tugas ini. Kendati demikian, untuk menjaga kondisi tetap prima selama bertugas, haru menjaga waktu istirahat yang cukup, makan tepat waktu, dan tetap konsisten minum air putih,” tuturnya.

Ia berharap ke depan kesadaran masyarakat semakin tinggi agar tidak bermain-main di rel. Serta lingkungan sekitar lebih memahami betapa krusialnya keselamatan jalur KA.

“Harapannya, kereta makin oke, material pendukung makin bagus, dan orang-orang sadar bahayanya main di rel. Kami yang di lapangan ini, siap menjalani dengan sepenuh hati, karena kami tahu, satu baut longgar pun bisa jadi bencana,” pungkas pria yang juga pernah mengenyam pendidikan di SMK Nasional, tersebut. (rex/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img