Monday, March 10, 2025

Rutinan Ngaji Gus Iqdam Tetap Berjalan pada Ramadan

Cerita Awal Mula Viralnya Istilah ‘Dekengane Pusat’

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Siapa yang tidak kenal Gus Muhammad Iqdam? Sosok pendakwah muda asal Blitar yang kondang karena membina jamaah Garangan. Gus Iqdam panggilan akrabnya, membina jama’ah beragam itu dengan membuka rutinan di rumahnya, Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Karanggayam, Srengat, Blitar.

Suasana Ramadan tidak membuat rutinan ngaji menjadi libur. Justru malam Ramadan nampak terasa syahdu. Sound system dan beberapa layar besar sudah berjajar rapi menyiarkan pengajian yang dimulai dengan shalawat itu.

-Advertisement- Satu Harga Tiga Media

Setelah shalawat usai, Gus Iqdam hadir dan membacakan kitab kajiannya. Rutinan pengajian Gus Iqdam bisa diikuti setiap malam Selasa dan malam Jumat. Kedua rutinan ini juga bisa disimak melalui kanal Youtube Gus Iqdam Official. Hanya saja, paling hits pengajian diikuti di bawah pohon sengon. Beberapa kali Gus Iqdam juga mengatakan bahwa ngaji di bawah pohon sengon memiliki kekhasan tersendiri. Hal itu juga dirasakan oleh beberapa jamaah.

Diceritakan, di masyarakat saat ini sedang viral sebuah istilah yang awalnya diungkapkan oleh Gus Iqdam. Istilah tersebut adalah “Dekengane Pusat” yang berarti dukungannya pusat.  

Terkait istilah viral ini, Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilut Taubah, Pesantren Mambaul Hikam II ini mengungkapkan awal mula munculnya istilah tersebut. Istilah “Dekengane Pusat” ini juga tidak dikonsep atau direncanakan namun sebuah spontanitas saat memberikan kajian.  

Gus Iqdam menyebut istilah yang viral tersebut menjadi salah satu keberkahan yang didapat dari para guru dan kiai yang telah mendidik dan mengajarnya di pesantren. Ini juga menurut alumni Pesantren Al Falah Ploso Jawa Timur, merupakan berkah dari sanad keilmuan para kiai-kiainya di pesantren.

Saat itu dalam pengajian rutinnya yang selalu dihadiri oleh ribuan jamaah, Gus Iqdam sedang menerangkan fadilah atau keutamaan salat qabliyah Shubuh. “Salat qabliyah shubuh itu kan fadilahnya banyak sekali itu termasuk bisa menyembuhkan penyakit, termasuk bisa menaikkan derajat,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut hadir para pejabat yang identik dengan orang-orang pusat yang mengikuti pengajian. “Saya bilang (ke jamaah), dekenganmu tidak perlu pejabat kamu mau melakukan salat sunnah atau salat qabliyah atau salat rawatib apapun itu, dekenganmu pusat,” ungkapnya.

Yang dimaksud pusat menurut Gus Iqdam adalah Allah swt yang memiliki kekuasaan paling tinggi dan mengatur segala yang ada di dunia ini. Sehingga manusia yang tetap istiqamah beribadah akan senantiasa didukung dan dilindungi oleh Allah swt dan hidup dalam kenyamanan.

Selain “Dekengane Pusat” beberapa istilah lainnya yang digunakan oleh Gus Iqdam juga viral di antaranya kata-kata “ST Nyell” dan “Wonge Teko”. “ST nyell” adalah singkatan dari Sabilu Taubah (ST) yang ditambah dengan kata “nyell” yang dalam bahasa Jawa berarti total. Sehingga istilah ST Nyell diartikan sebagai Sabilu Taubah semua.

Sementara istilah ‘Wonge Teko’ (orangnya datang?) adalah kalimat pertanyaan yang dilemparkan Gus Iqdam ketika memberikan contoh seseorang dalam materi pengajiannya. Di antaranya yang diungkapkan dalam salah satu video pengajiannya. “Tidak seperti hidupmu yang hanya mencari pasangan hidup. Bertahun-tahun memiliki hubungan dengan anak orang, tapi yang naik ke pelaminan orang lain. Cintamu ditolak karena hidupmu ruwet. Iki wonge yo teko? (Ini orangnya ya datang?). (nuo/udi)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img