Jika Anda sering lewat perempatan Klojen, Kota Malang terdapat Toko Kopi Koopen. Kedai kopi yang terletak dipojok perempatan itu berdiri sejak 2018 lalu bukanlah kedai kopi biasa. Kedai ini menyajikan puluhan jenis kopi asli Malang, arabika dan robusta.
MALANG POSCO MEDIA-Tampak dari luar, kedainya terlihat kecil. Tapi, di dalam dipenuhi beberapa jenis kopi yang terbungkus rapi siap diseduh dan dijadikan oleh -oleh menghiasi dinding kedai kopi yang beralamat di Jalan Trunojoyo, Klojen, Kota Malang.
Bagi pecinta kopi, kedai ini merupakan salah satu surga kopi yang ada di Malang. Berbagai jenis kopi asli Malang tertata rapi. Setiap bungkus terdapat keterangan jenis kopi, proses kopi dan profil roasting. Tinggal pilih sesuai selera.
Namanya Toko Kopi Koopen. Tidak ada kopi lainnya selain kopi Malang. Saat ini, terdapat tujuh jenis kopi Arabika dan 16 jenis kopi Robusta. Banyaknya kopi Robusta yang dijual di Koopen karena di Malang Raya terdapat sekitar 16.000 hektare lahan kopi Robusta dan 6.000 hektare lahan Kopi Arabika.
Pemilik Toko Kopi Koopen, Arif Murachman atau sapaan akrabnya Iponk, merasa kopi Malang harus menjadi juara di daerahnya dan dikenal oleh wisatawan baik dari domestik maupun mancanegara. Menurutnya, kopi Malang memiliki nilai sejarah yang panjang dan saatnya kopi Malang lebih dikenal lagi. Apalagi Malang sering didatangi wisatawan mancanegara.
“Dulu, Malang hanya terkenal dengan kopi Dampit. Sekarang banyak kopi Malang. Juga lebih baik dan mampu memiliki nilai jual yang tinggi,” ujar Iponk.
Ia bercerita kehadiran kopi dari luar daerah sekitar tahun 2015 lalu membuat kopi Malang sempat redup. Seakan kalah dengan kopi yang bukan asli Malang. Kondisi inilah yang membuat Iponk bertekad untuk terus menggaungkan kopi asli Malang kembali.
“Sekitar tahun 2015 lalu banyak kopi dari luar Malang menggempur dunia kopi di Malang, terutama kopi jenis Arabika mulai dari Toraja, Flores, Aceh Gayo, Jawa Barat dan lainya. Sedangkan jenis kopi di Malang sangat banyak dan berpotensi dieksplor lebih jauh lagi,” ungkap Iponk.
Langkahnya untuk memasarkan kopi Malang didukung oleh pegiat kopi di Malang. Mereka bersama-sama ingin mengembalikan nama kopi Malang yang sudah melegenda sejak zaman Belanda. Maka berdirilah Toko Kopi Koopen.
Nama Koopen diambil dari filosofi Jawa yaitu ngopeni (peduli). Peduli kepada kopi Malang, petani kopi dan para penikmat kopi Malang.
Jika diambil dari bahasa Belanda “Koopen” yang artinya membeli. Alasan pemilik toko memberi nama dengan bahasa Belanda, karena Malang memiliki kaitan sejarah yang erat dengan Belanda pada masanya. Bahkan sampai saat ini banyak pengunjung dari negeri Belanda yang tertarik merasakan kenikmatan kopi lokal sambil menikmati keindahan Kota Malang.
“Sebenarnya, sejak dari dulu di Malang banyak kopi, tapi tidak ngetop. Karena tidak ada yang berani menyatakan kopi asli Malang. Terutama Arabika. Dari situ kami memberikan pendampingan kepada petani kopi Arabika. Karena kopi Arabika di Malang sangat menarik dan unik. Dan brandnya belum sekuat kopi yang lain. Jadi Koopen merupakan kampanye kami bersama teman-teman pegiat kopi di Malang untuk memasarkan kopi Malang,” tutur Iponk.
Ketika Malang Posco Media, berkunjung Senin, (20/5) pagi, pria yang berdandan khas dengan topi baret dipadukan celana jeans bersepatu kets ini sibuk dengan handphone-nya. Pesanan kopi dalam bentuk biji pagi itu sangat banyak.
Kebanyakan, para pelanggan setia yang pesan. Aplikasi ojek online dimanfaatkan untuk mengantar pesanan.
Ini sudah ia lakukan sejak awal pandemi melanda. Ia menjual kopinya secara online hingga saat ini. Setiap pagi mulai pukul 07.00 WIB dia sudah berada di Toko Kopi melayani pesanan kopi via WhatsApp dan para pelanggan yang berkunjung untuk ngopi.
Setiap pagi, pesanan kopi bubuk/biji lebih banyak dipesan oleh pelanggannya yang tidak sempat ngopi di lokasi. Jika akhir pekan pesanan lebih banyak ke luar kota seperti Surabaya, Jember hingga Bali.
Kopi yang ia jual merupakan kopi hasil dari mitra petani kopi yang ada di Malang. Para petani sudah diberikan pendampingan sejak 2015 mulai menanam, proses budidaya, pasca panen hingga menjadi kopi biji yang siap jual.
Dipilihnya hasil petani kopi Malang untuk memenuhi etalase toko kopinya dikarenakan sudah tahu hasil dari panen para petani. Hal tersebut dikarenakan pendampingan yang terus dilakukan kepada petani hingga mandiri dan bisa menghasilkan kopi sesuai standar yang dibutuhkan oleh pasar.
“Sejak tahun 2015 kami mendampingi para petani kopi Arabika dan Robusta dari Malang. Tujuannya ya satu biar para petani kopi bisa lebih bangga lagi dengan kopi Malang. Dan kami bantu mereka untuk memasarkan kepada konsumen,” ujar Iponk.
Memiliki lokasi strategis juga sangat menguntungkan bagi Iponk karena lebih mudah memasarkan kopi Malang. Banyak wisatawan yang berawal hanya sekadar ngopi, kemudian membeli kopi bubuk untuk oleh-oleh. Tak jarang kopinya dijadikan oleh-oleh setiap ada event di pemerintahan Kota Malang.
Di Toko Kopi Koopen juga melayani ngopi di tempat dan semua jenis kopi yang tersedia bisa dijadikan oleh-oleh. Selain itu, beberapa metode seduh manual brewing juga menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang ingin menikmati kopi dari Malang ini.
Kedepan Iponk berharap seluruh stakeholder pegiat kopi di Malang bersatu dan memiliki tujuan yang sama untuk mengangkat kopi Malang mulai dari petani, prosesor dan roaster. Sehingga wisatawan ingin menikmati kopi Malang bisa dengan mudah dijumpai. “Harapannya, jejak history kopi Malang sejak zaman dulu bisa dibangkitkan kembali. Apalagi potensi kopi Malang saat ini sangat luar biasa. Ditambah para pegiat kopi di Malang juga sudah banyak dan sangat mumpuni untuk mengolah kopi Malang. Tentu kopi Malang akan lebih dikenal lagi,” ungkap Iponk.(hud/van)