MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Performa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (Unisma) semakin hebat. Program internasionalisasi fakultas ini semakin nyata. Beberapa agenda program sudah terealisasi. Dan hasilnya begitu banyak dirasakan oleh mahasiswa.
Dekan FKIP Unisma, Dr. Hasan Busri, M.Pd menyampaikan mahasiswa sudah waktunya berpikir global. Perubahan di dunia internasional harus diikuti. Mahasiswa FKIP harus adaptif terhadap perubahan tersebut. Sehingga mereka dapat mengambil peran di era globalisasi.
“Karena ilmu itu berkembang sangat cepat. Dan di luar negeri perkembangannya lebih cepat. Maka mahasiswa harus adaptif terhadap perubahan tersebut. Termasuk di bidang budaya, sosial dan sebagainya,” katanya kepada Malang Posco Media, Selasa (13/6) lalu.
Selain itu, kata Hasan, dengan program internasional keterampilan bahasa asing mahasiswa semakin berkembang. “Dengan mahasiswa ke luar negeri selain mengikuti perkembangan yang ada, keterampilan bahasa Inggrisnya juga akan semakin bagus,” tambahnya.
Hasan memaparkan beberapa program strategis FKIP Unisma di kancah internasional. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris telah mengirimkan empat mahasiswanya untuk program International Community Service ke Malaysia. Prodi ini juga memperoleh Hibah Konferensi Internasional dari Kemendikbud Ristek.
“Dan kini prodi Pendidikan Bahasa Inggris sedang menunggu turunnya sertifikat Akreditasi Internasional FIBAA Jerman. Untuk proses visitasi dan penilaian sudah dilaksanakan Bulan April lalu,” katanya.
Adapun Prodi Pendidikan Matematika telah melakukan satu inovasi yang begitu kreatif. Yakni Pengembangan Rumah Matematika menjadi Kampung Matematika di Tajinan, Kabupaten Malang. Prodi ini juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai mitra Perguruan Tinggi maupun dunia usaha dan dunia industri. “Termasuk join riset yang telah dibangun dengan UIT MARA Malaysia,” ucap Hasan.
Yang membanggakan, kata dia, setiap tahun Prodi Pendidikan Matematika selalu lolos Pendanaan PKM. Dan tahun ini, ada 19 Mahasiswa lolos program Kampus Mengajar Kemdikbud, lima mahasiswa mengikuti kegiatan Pertukaran mahasiswa ke berbagai kampus dan lima mahasiswa mengikuti program PPL internasional ke Thailand.
Sedangkan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) tidak kalah hebat. Untuk program internasional yang telah dijalankan sejauh ini adalah melaksanakan kunjungan dan inisiasi kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri. Yakni Universitas Rajamanggala Thailand, Universitas Tamashat Thailand dan Sekolah Indonesia Bangkok.
Prodi ini telah melaksanakan penandatanganan kerja sama dengan Ekkapapsasanawich Islamic School, Krabi, Thailand. Dan Tahun 2023, ada 11 mahasiswa Prodi PBSI juga akan melaksanakan Asistensi Mengajar Internasional ke sekolah tersebut. “Mahasiswa Prodi PBSI setiap tahun berkesempatan untuk melaksanakan kegiatan Asistensi Mengajar Internasional ke Thailand,” ungkapnya.
Sementara itu, Rabu (14/6) hari ini, FKIP Unisma akan melepaskan puluhan mahasiswanya sebelum mereka diwisuda, Kamis (15/6) besok. Hari ini mereka akan diserahkan kembali kepada orang tua masing-masing. Seperti biasa, FKIP Unisma memberikan apresiasi kepada para lulusan terbaik dari setiap program studi.
Tentu ada kesan-kesan indah yang telah didapatkan oleh lulusan selama menjadi mahasiswa. Diantaranya oleh lulusan terbaik Prodi Pendidikan Matematika, Nur Nabilah Syahrur Rohmah.
Dia merupakan salah satu mahasiswa Unisma yang lulus tanpa tugas skripsi. Penghargaan itu diperolehnya, karena Nabilah telah lolos pendanaan PKM. Ditambah lagi, mahasiswa asal Lamongan ini telah menulis artikel yang lolos ke Shinta-6. “Tentu senang bisa mendapat kesempatan ini, setidaknya bisa membuat saya lulus lebih cepat,” ujar putri dari Nur Azis M.Pd dan Sukaeni ini.
Lulusan Terbaik dari Prodi PBSI, Rosa Diah Shinvani juga menyampaikan, bahwa dirinya beruntung bisa memilih FKIP Unisma. Terlebih saat awal masuk menjadi mahasiswa baru langsung dilanda pandemi. Saat itu kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring. Mahasiswa kuliah dari rumah secara online. “Tetapi kami bersyukur. Meskipun kuliah online tetap menyenangkan. Dosennya penuh inovasi, jadi kuliah tidak membosankan,” kata mahasiswa asal Bawean ini.
Kesan yang tak akan dilupakannya adalah saat masih menjadi mahasiswa, Rosa pernah mengikuti program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI). Salah satu program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
KMMI mirip dengan pertukaran mahasiswa. Hanya konversi SKS nya lebih sedikit. Di program tersebut, putri dari Drs. Rosidin (alm) dan Dra. Hj. Saniyah ini mendapat kesempatan kuliah di Universitas Prima Indonesia Medan. Disana dia mengambil mata kuliah media pembelajaran digital BIPA.
“Banyak manfaat yang bisa saya dapat. Salah satunya dapat mengetahui budaya Nusantara. Meskipun awalnya saya sempat kaget karena perbedaan budaya dan bahasa. Tentu sangat berbeda antara Jawa dengan Medan,” terangnya.
Sementara itu, lulusan terbaik dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Laily Isti’anah menyampaikan tekadnya menjadi guru Bahasa Inggris. Sejak kecil dia sudah senang dengan bahasa asing ini. Meskipun sempat ingin mengambil Jurusan Sastra.
Hingga akhirnya, mahasiswa asal Gresik ini menjatuhkan pilihan ke FKIP Unisma. “Dari kecil saya sudah suka Bahasa Inggris. Dan saya yakin FKIP Unisma adalah pilihan yang terbaik,” ucap putri dari Moh. Ali Syahid dan Siti Rahmawati ini. (sir/imm)