spot_img
Friday, December 27, 2024
spot_img

Chelsea

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Perang Rusia vs Ukraina sudah berlangsung hampir seminggu. Korban sudah berjatuhan dan dampak perang sudah terasa di berbagai penjuru dunia.  Di antara korban yang sudah mulai merasakan dampaknya adalah para penggemar sepak bola, terutama di Liga Premier Inggris yang mendukung klub Chelsea.

Klub yang bermarkas di London ini menjadi klub sepak bola pertama yang menjadi korban perang. Pemilik klub Chelsea, taipan Rusia Roman Abramovich, memutuskan melego klub ini karena takut kena sanksi yang bisa membuatnya kehilangan klub itu. 

Sepak bola seharusnya netral dan imun dari politik. Tapi, terbukti tidak. Sepak bola erat kaitannya dengan politik lokal, regional, dan internasional. Dan ketika terjadi krisis internasional seperti perang Rusia vs Ukraina ini sepak bola menjadi korban.

Abramovich adalah sultan super crazy rich dari Rusia. Uangnya tidak berseri. Kekayaannya tidak habis tujuh turunan. Tetapi, perang membuat dia terancam miskin dan dimiskinkan. Kalau otoritas Inggris membekukan aset-set Abramovich maka Chelsea akan lepas dari kepemilikannya. 

Kalau langkah itu diikuti oleh sekutu-sekutu Inggris dan Amerika di Eropa dan seluruh dunia, Abramovich bisa kehilangan semua kekayaannya yang dia simpan di Eropa. Itulah sebabnya dia cepat-cepat melego Chelsea.

Awalnya dia melepas kepemilikannya dan menyerahkannya kepada wali amanah, semacam yayasan, yang akan menjalankan manajemen Chelsea. Gelagat itu sudah membuat suporter Chelsea panas dingin. Dan ternyata betul, Abramovich kemudian memutuskan menjual sahamnya di Chelsea. 

Perang membawa akibat terhadap sepak bola. Itulah perang global yang terjadi di era globalisasi seperti sekarang. Itulah sebabnya Franklin Foer menjelaskan teori globalisasi melalui sepak bola, ‘’How Soccer Explains the World: An Unlikely Theory of Globalization.’’ Sepak bola bisa menjelaskan apa yang terjadi di dunia sekarang ini. Sepak bola bisa menjadi teori globalisasi dan menjelaskan apa itu globalisasi. 

Kasus penjualan Chelsea ini menjelaskan bahwa apa yang terjadi di sebuah ujung dunia akan dirasakan dampaknya di ujung dunia lainnya. Perang di Rusia menyebabkan Chelsea dijual. Itulah globalisasi, itulah cara sepak bola menjelaskan dunia. 

Pada 2003 Abramovich membeli Chelsea seharga 140 juta Pound Sterling. Sekarang Abramovoich menjualnya seharga 3 miliar Pound Sterling. Selama hampir 20 tahun di bawah kepemilikan Abramovich Chelsea menjadi salah satu klub paling digdaya di dunia, menjadi juara Premier League lima kali, menjadi juara Liga Champions dua kali, dan sekali menjadi juara dunia. 

Abramovich menjadi salah satu taipan terkaya di Rusia karena kedekatanya dengan rezim Vladimir Putin. Pada 1990 Uni Soviet sebagai induk Rusia ambruk. Negara-negara kecil yang disatukan di bawa rezim komunis Uni Soviet bubar dan memerdekakan diri.

Perusahaan-perusahaan milik negara dilego dengan harga murah kepada kroni-kroni rezim baru. Abramovich menjadi salah satu pengusaha yang kejatuhan durian dari rezeki swastanisasi itu. Kedekatannya dengan rezim baru membuatnya menjadi salah satu sultan  super crazy rich. 

Putin menjadi presiden Rusia sejak 2002 sampai sekarang. Dengan undang-undang yang  baru Putin bisa berkuasa sampai sepuluh tahun ke depan dan bahkan lebih. Dengan usianya yang sekarang 68 tahun berarti Putin bisa menjadi presiden seumur hidup. 

Putin menyerang Ukraina karena negara tetangganya itu ingin bergabung dengan NATO yang note bene musuh Rusia. NATO dan Amerika enggan perang terbuka melawan Putin. Sebagai gantinya Rusia akan diisolasi dengan menjatuhkan sanksi embargo ekonomi. Harta kekayaan Rusia dan pengusaha-pengusaha Rusia yang menjadi kroni rezim akan dibekukan di seluruh Eropa. 

Di situlah Abramovich terkena getahnya. Mumpung belum dibekukan dan disita dia pun cepat-cepat melego Chelsea. Abramovich tidak mau menjalami nasib seperti Aisher Usmanov–pengusaha Rusia yang juga dekat dengan Putin—yang kekayaannya sudah dibekukan. Usmanov dikenal sebagai sponsor utama klub Everton, Inggris. Dengan sanksi itu Everton diperkirakan akan goyah.

Globalisasi membuat klub-klub Inggris menjadi digdaya, dan kompetisi Premier League menjadi liga yang paling gemebyar di seluruh dunia. Pemain-pemain terbaik dari seluruh penjuru dunia bermain di Premier League. Lima besar pelatih terbaik di dunia melatih di Inggris, dan klub-klub Inggris menjadi klub terkaya di Eropa. 

Tim empat besar Inggris semuanya dimiliki oleh orang asing. Manchester City dimiliki oleh Syeikh Mansyur dari Uni Emirat Arab. Liverpool dikuasai oleh John W. Henry dari Amerika Serikat. Chelsea milik Abramovich dan Manchester United milik keluarga Glazer dari Amerika. 

Globalisasi membuat sepak bola Inggris gemebyar dan kaya raya. Tetapi, globalisasi juga akan membawa akibat yang serius bagi klub-klub sepak bola Inggris. Perang Rusia melawan Ukraina pasti akan dikutuk dan disumpahi oleh suporter Chelsea di seluruh dunia.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img