spot_img
Saturday, October 19, 2024
spot_img

Chrisnawati Evayana, Desainer Aksesori dari Bahan Bekas; Usung Konsep Unik, Karyanya Dipakai Artis

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Dunia fashion lebih banyak memperkenalkan nama desainer-desainer busana. Karena dunia fashion identik dengan pakaian. Namun berbeda dengan desainer fashion asal Kota Malang, Chrisnawati Evayana. Ia memilih berkutat desain fashion aksesori.

Sehari-harinya dia disapa Eva. Ia founder Eva Unique Accsesories. Punya cara unik memperkaya koleksi aksesori fashion asli dari Kota Malang. Karena Eva memilih bahan-bahan bekas atau recycle sebagai bahan utama rancangannya.

- Advertisement -

Mulai dari kalung, gelang, aksesori  rambut, topi hingga tas bisa ia buat dari bahan bekas. Contohnya dari kaleng, seng hingga kain perca.

Karyanya memukau desainer terkenal Indonesia Anne Avantie. Secara berkala dan rutin, Anne meminta koleksi-koleksi Eva dipamerkan di butik Anne Avantie di Jakarta. Itu sejak tahun 2018 hingga kini.

HASIL KARYA: Chresnawati Evayana (berkacamata) bersama model yang peragakan aksesori karyanya.

“Sejak 2018 sampai saat ini hampir rutin dari Anne Avantie dan timnya minta beberapa koleksi aksesori  desain saya. Mungkin sudah ratusan ya saya tak hitung,” cerita Eva.

Dia memang konsen pada konsep unik. Memiliki ciri khas tersendiri saat menciptakan desain askesori  pemanis busana. Pertama ia mengambil bahan-bahan recycle atau  daur ulang.

Eva menceritakan sejak selesai kuliah, sudah memulai bisnis kecil-kecilan. Yakni membuat aksesori  seperti kalung dan gelang. Ia membuatnya dari bahan seperti tembaga dan kuningan. Dirangkai sedemikian rupa dengan gaya etnik.

“Nah suatu saat, sekitar tahun 2017  saya kerap diminta beri pelatihan kecil kepada ibu-ibu. Saat mereka tahu saya pakai bahan tembaga dan kuningan mereka langsung ciut. Katanya bahan itu mahal. Dari situ saya mulai berpikir,” kata alumnus S1 Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Dari situ ia kemudian melihat kaleng susu, kaleng biskuit bekas yang ada di rumahnya. Mulailah Eva bereksperimen. Ia kemuadian berhasil menciptakan karya unik yang terbuat dari bahan daur ulang tersebut.

Eva pun mulai mengenalkan dan menjual kepada teman-temannya sendiri. Kemudian suatu saat, salah seorang teman yang mengenakan karya desain aksesori milik Eva mengenalkannya kepada mntan Kepala Dinas Koperasi Kota Malang (sekarang Diskopindag) pada tahun 2018, Dra Tri Widyani.

“Bu Yani (sapaan akrab Tri Widyani) sempat datang ke rumah katanya suka. Lalu saya diajak ikut event. Pertama kali itu tahun 2018 saya diajak ikut Jatim Fair. Di pameran itu ternyata produk saya banyak yang beli,” papar perempuan kelahiran 1969 ini.

Setelah itu ia pun masuk dalam UMKM binaan Dinas Koperasi. Dan berkembang menjadi binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Malang yang langsung dalam binaan Widayati Sutiaji.

Sejak saat itulah ia selalu diajak mengikuti event-event maupun pameran UMKM dan fashion. Puncak apresiasi yang ia dapat ketika  tahun 2018, hasil karyanya mendapatkan penghargaan dari Majalah Femina.

Brand aksesori  karyanya, Eva Unique Accessories meraih penghargaan dalam ajang International Handicraft Trade Fair (Inacraft). Ajang yang diselenggarakan Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) tersebut menilai karya Eva menjadi karya yang paling kreatif.

“Nah saat ikut Inacraft itu, stand saya didatangi Anne Avantie.  Itu pengalaman paling berkesan buat saya. Beliau datang say hello tanya-tanya produk. Lalu menghubungi saya dan meminta koleksi-koleksi aksesori  saya. Sejak saat itu sering sekali pesan,” tutur ibu dua orang anak ini.

Eva menjelaskan keunikan yang membutanya bisa berkembang. Ia berpikir bahwa keunikan bisa didapat dari sesuatu yang dianggap sampah atau tidak lagi bermanfaat. Ternyata dengan sentuhan kreativitas barang bekas pun bisa diolah menjadi “emas”.

Ia pun mendidikasikan kreativitasnya terus pada bidang fashion aksesori. Gelang, tas, kalung dan akseosri  lainnya tetap menjadi passionnya. Gaya etnikal, memadupadankan gaya tradisional dan modern menjadi tantangan tersendiri.

“Yang jelas harus tetap beda. Saya juga selalu buat produk, misalnya satu desain hanya saya buat satu  sampai tiga item saja. Semuanya limited edition,” ujar alumnus SMA Islam Malang ini.

Karya-karya Eva  juga pernah dipakai sejumlah artis  ibu kota. Seperti Iis Dahlia, Cinta Laura hingga Ivan Gunawan. Proyek berikutnya yang akan ia lakukan  memamerkan produknya di sebuah event kreatif di Turki, Desember 2022 bersama dengan Dekranasda Kota Medan. (sisca angelina/van)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img