Asalkan Tekun
HOBI tak sekadar mengeluarkan uang. Jika ditekuni maka bisa menjadi sumber pendapatan. Asalkan dilakoni secara tekun, bahkan totalitas. Itu dialami Feni Kartika.
MALANG POSCO MEDIA- Kecintaan pada Animasi Jepang atau biasa disebut Anime Jejepangan membawa Feni Kartika menemukan banyak hal menarik. Apalagi dia telah cukup lama menggeluti dunia cosplay atau menjadi seorang cosplayer.
Wanita 25 tahun ini mengenal Anime Jejepangan sejak kecil. Menonton serial anime yang disukainya saat belia, terbawa hingga dewasa. Baginya banyak hal menarik dari cerita dan setiap karakter dalam sebuah anime.
“Kalau masa kecil suka nonton Naruto, suka ceritanya dan karakternya,” kata Feni.
Wanita asal Perum Omah View ini memulai sejak sekitar lebih dari lima tahun yang lalu. Ia mulai tertarik saat banyak mengetahui cosplayer di berbagai festival.
“Waktu itu sih selesai UN SMA. Bingung mau ngapain lagi, akhirnya tertarik mau bikin kostum sendiri. Tapi belum banyak uang akhirnya mulai nyisihkan uang jajan sendiri untuk beli bahan dan jahitkan,” ceritanya.
Saat itu, biaya pembuatan kostum pertamanya sekitar Rp 200 ribu. Uang itu sudah terasa mahal bagi Feni saat belum berpenghasilan. Namun itu tak menyurutkan semangatnya. Usahanya membeli, menyerahkan pada jasa penjahit dan melengkapi dengan asesoris sendiri membuahkan hasil.
“Dulu lihat ada event jejepangan, saya datang dan ternyata orangnya ramah, jadi tertarik. Kalau dulu uang untuk kostum masih terasa mahal, harus effort, cari aksesoris, nabung. Tapi akhirnya dapat apa yang ingin saya punya,” kata Feni.
Kostum pertama yang ia ingat adalah Vanilla (Seri game Nekopara). Rasa senangnya tak terbendung. Ia lalu ketagihan dengan cosplay. Sedikit demi sedikit kumpulkan uang untuk memproduksi kostum. Lambat laun sudah memiliki beberapa kostum yang diinginkannya.
“Karena sudah nyoba akhirnya ketagihan. Saya akhirnya ikut komunitas, dapat koneksi, penjahit murah, dan banyak lainnya,” ujar wanita yang kini menjadi freelancer desain grafis itu.
Beberapa kostum karakter yang juga dimilikinya dan pernah dipakai di antaranya Megurine (Luka Vocaloid), Arthuria Lancer (FGO), Jeanne Alter (FGO), Maki Nishikio (Love Live), Mikaela Hyakuya (Owari no Seraph) dan Nagato (Kancolle). Selain itu Lisa (Genshin Impact), Raiden Shogun (Genshin Impact) dan masih banyak lagi. Semakin lama, dia semakin banyak mengenal dan mendalami beberapa karakter dan serial anime hingga game dan film.
Feni juga memiliki nama panggung, yakni Feni Chi ketika dia cosplay. Kerap kali mengikuti event festival maupun kontes atau kompetisi. Salah satunya Tachiagare di ITN Malang beberapa waktu lalu. Tak jarang Feni memenangkannya. Penilaian juri, kata Feni dinilai dari kemiripan dengan karakteristik dalam anime atau game, serta pendalaman karakter sendiri dari Cosplayer.
Dari komunitas aktivitas cosplay, Feni pun memiliki banyak teman dan sempat memiliki kenangan-kenangan unik. Jika ada event cosplay, ia bisa menjadi artis dadakan. Dimintai foto sana-sini oleh orang-orang yang tidak dikenalnya, kadang pula sebaliknya. Katanya, tergantung dari bagaimana masyarakat familiar dengan karakter yang dibawakan.
Mereka menyukai kostum karakter yang dijadikan cosplay oleh dirinya. Dan hal ini tentunya menyenangkan bagi Feni. Kini ia bersyukur perkembangan cosplay cukup pesat, termasuk di Malang Raya. Banyak teman baru yang ditemui dan peminat cosplay juga semakin banyak.
Dia berharap agar apa yang digelutinya ini terus eksis. Karena baginya, cosplay memberikan energi positif untuk sebuah hobi yang disukainya.
Sekarang kondisinya beda jauh dengan dulu, segalanya makin mudah. Dari segi referensi, sampai koneksi melalui media sosial sudah dimudahkan.
“Harapannya mungkin yang sudah agak senior lebih bisa terbuka, welcome ke cosplayer baru yang tertarik mau belajar. Terus kalau pemerintah mungkin lebih bisa memberikan ruang-ruang cosplay, event yang mendukung cosplay sendiri,” tuturnya. (tyo/van)