Thursday, March 13, 2025

Cuaca Ekstrem, Sektor Pertanian Rawan Terdampak

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem yang terjadi selama musim penghujan ini rawan berdampak pada sektor pertanian di Kota Batu. Di antaranya berdampak pada kerusakan tanaman hingga munculnya hama dan penyakit.

“Puncak dari musim hujan ini dikhawatirkan berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi. Hal itu tentunya akan berdampak tidak hanya pada kerusakan tanaman, namun juga memunculkan hama dan penyakit yang dapat memperparah situasi di lapangan,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu Heru Yulianto kepada Malang Posco Media.

-Advertisement- Satu Harga Tiga Media

Dalam menghadapi ancaman itu, pihaknya telah menginisiasi berbagai program bantuan untuk mendukung petani. Di antaranya bantuan obat-obatan untuk mengendalikan hama, pupuk untuk meningkatkan produktivitas tanah dan program pembangunan fisik sebagai penunjang infrastruktur pertanian.

“Contohnya saja untuk menghadapi hal buruk, salah satunya seperti akibat cuaca ekstrem di tahun lalu kami telah menganggarkan Rp 35 miliar. Anggaran digunakan untuk banyak kegiatan seperti bantuan yang diberikan kepada kelompok tani yang telah berbadan hukum,” bebernya.

Pemberian bantuan bagi Gapoktan yang berbadan hukum untuk memastikan bantuan tersalurkan secara tepat sasaran dan dikelola dengan baik oleh kelompok penerima. Sehingga melalui program yang ada diharapkan bisa membantu petani ketika terjadi cuaca ekstrem. 

Suharto salah satu petani yang tergabung dalam Gapoktan Temas mengatakan hujan yang terjadi hampir setiap hari sejak bulan Januari telah mengganggu produktivitas pertanian di wilayah Kota Batu. Pasalnya hujan dengan intensitas tinggi memengaruhi kualitas tanah dan tanaman yang tengah dibudidayakan.

“Ketika intensitas hujan tinggi maka produktivitas pertanian ada potensi penurunan. Ini karena kondisi tanah asam akibat terlalu sering kena hujan. Sehingga kemungkinan besar hasil panen akan menurun,” terangnya.

Ia mencontohkan saat musim hujan hasil panen untuk 1 hektar lahan hanya mencapai 500 kg. Sedangkan musim kemarau mampu menghasilkan hingga 1 ton hasil panen. Dengan komiditas yang ditanam oleh petani Kelurahan Temas seperti bawang prei, jagung dan jenis tanaman lainnya.

“Saat ini untuk mengatasi dampak musim penghujan, kami harus menambah penggunaan pupuk dan obat-obatan tanaman. Agar pertumbuhan tanaman tetap bisa maksimal, meski biaya produksi meningkat,” pungkasnya.(eri/lim)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img