spot_img
Friday, September 20, 2024
spot_img

Curang Jadi Bumerang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Malam ini, pesta olahraga terbesar di Indonesia Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh- Sumut Tahun 2024 ditutup. Jawa Barat dan DKI Jakarta bersaing ketat dalam perolehan medali emas di posisi dua teratas hingga kemarin. Sementara Jatim harus puas di posisi ketiga.

Apapun hasil akhirnya dan segala kontroversi yang menyelimuti PON yang digelar secara resmi pada 8-20 September itu, apresiasi besar harus diberikan kepada Aceh dan Sumut. Gelaran PON XXI sukses dilaksanakan dan menjadi olahraga yang bukan hanya meraih prestasi tapi juga memberikan hiburan bagi masyarakat. Menyatukan semangat dan gairah seluruh rakyat Indonesia.

PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan 65 cabang olahraga. Sebanyak 37 cabor masuk dalam ajang Olimpade. Selain itu, ada beberapa cabor baru dan juga ekshibisi atau ujicoba yang potensial yang diselenggarakan. Semua relatif sukses digelar dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Termasuk kontroversinya.

Pelajaran yang paling berharga dan membuat Indonesia heboh adalah kontroversi wasit dalam pertandingan sepakbola. Khususnya saat pertandingan antara Tim Aceh melawan Tim Sulteng. Diduga akibat wasit yang dituding terlalu memihak tuan rumah, tindakan emosional dari pemain pun terjadi. Wasit yang memimpin pertandingan harus dilarikan ke rumah sakit.

Dalam setiap event besar, baik skala nasional seperti PON maupun kelas dunia, seperti Sea Games, Olimpiade hingga Piala Dunia, maka sportivitas dan fair play harus dijunjung setinggi-tingginya. Tidak boleh siapa pun tuan rumahnya melakukan segala cara untuk memenangkan pertandingan atau cabor-cabor tertentu.

Apalagi dalam cabor yang melibatkan banyak massa dan disiarkan secara langsung oleh televisi dan ditonton seluruh Indonesia. Tidak ditonton secara massal saja, bila wasit, atlet, pelatih maupun official melakukan kecurangan, sekecil apapun, maka potensi protes dan ricuh sangat besar terjadi. Apalagi dalam cabor sepakbola.

Bukan hanya penonton yang di lapangan yang bisa melihat aksi curang dan tidak adil, penonton di rumah yang memelototi televisi juga bisa terpancing amarahnya bila melihat sikap tidak fair dalam pertandingan. Bukan hanya berdampak buruk bagi pembinaan atlet ke depannya, tapi juga merusak tujuan dan semangat yang diusung oleh PON itu sendiri.

PON memang ajang berlomba, bertanding dan meraih prestasi. Namun PON juga ajang silaturahmi para atlet, pelatih, official dan wasit serta juri seluruh Indonesia. Harusnya semua berlaku sportif, fair play dan mengusung semangat Bersatu Kita Juara. Tindakan curang jadi bumerang.(*)   

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img