MALANG- Sekitar 600 orang mengikuti kegiatan Seminar Kefarmasian yang digelar D3 Kefarmasian Putra Indonesia Malang (PIM), Sabtu (25/6) pagi. Kegiatan yang digelar hingga siang di Aula Kampus PIM, Jalan Barito No 5 Kota Malang itu, menghadirkan Manager Bisnis PT Kimia Farma Apotek Unit Bisnis Malang, Dr. apt. Dian Nurmawati, S.Si, M.Farm.
Tema seminar yang diambil bekerjasama dengan PT Phapros itu pula, yakni komunikasi efektif dan pelayanan swamedikasi yang rasional. Seminar ini juga kerjasama antara Akademi Farmasi (AKFAR) dan Akademi Analis Farmasi dan Makanan (AKAFARMA) PIM. Hal itu diungkapkan Wadir I Pembelajaran dan Kemahasiswaan D3 AKFAR PIM, Apt. Endang Susilowati, S.Si, M.Farm.
“Ketika Covid – 19 lalu banyak orang yang takut datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan, karena sangat penuh dengan penderita Covid, mereka memilih untuk melakukan upaya pengobatan mandiri. Datang ke apotek untuk membeli obat. Tapi adakalanya, masyarakat yang keliru membeli obat untuk sakitnya,” ujarnya.
Disinilah, lanjutnya, seminar itu momen yang tepat untuk tenaga kefarmasian melayani masyarakat ketika mereka memilih untuk melakukan pengobatan sendiri supaya aman dan efektif. “Karena obat tidak boleh sembarangan. Beli obat tanpa resep dokter. Nah, tenaga teknis kefarmasian inilah yang harus menjelaskan,” ungkap dia.
Ia menyebutkan, tenaga teknis kefarmasian dapat memberi edukasi kepada masyarakat bagaimana pengobatan sendiri yang aman dan tepat. “Seperti yang disampaikan Dr. apt. Dian Nurmawati bahwa tenaga teknis kefarmasian harus bisa melakukan komunikasi ke masyarakat dan menjadi pendengar yang baik,” paparnya.
Wanita yang juga menjadi pemateri pelayanan swamedikasi yang rasional dalam seminar itu, menyebutkan ada tahapan yang dilakukan tenaga teknis kefarmasian, ketika melayani masyarakat datang ke apotek untuk pengobatan sendiri. “Misal siapa yang sakit hingga keluhannya. Berikan kesempatan apa yang dikeluhkan,” terang dia.
“Dengan berdasar keluhan itulah, kita bisa mendiagnosa atau menyimpulkan penyakit apa yang diderita. Misal seperti radang tenggorokan ataukah batuk kering. Harus dapat pula member informasi yang jelas tentang obat yang dipilihkan. Termasuk menganjurkan untuk datang ke dokter bila belum membaik,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Dies Natalis ke 25 AKFAR dan ke 26 AKAFARMA PIM, Ayu Ristamaya Yusuf mengatakan, seminar tersebut merupakan rangkaian Dies Natalis yang digelar sejak bulan Mei 2022. “Seminar komunikasi efektif dan pelayanan swamedikasi yang rasional diikuti 100 orang secara offline dan 500 orang secara online dari Papua hingga Aceh,” ucapnya.
Para peserta online yang mengikuti seminar ini, menurutnya, berasal dari mahasiswa, kalangan rumah sakit, apotek, ataupun Dinas Kesehatan. “Sebelumnya, kita juga menggelar webinar tentang pengaruh dan bahaya narkoba. Puncak Dies Natalis akan ditutup di Pasar Apung Museum Angkut Kota Batu,” pungkas dia. (mar)