MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Malang Raya masih berduka. Menyusul tragedi Kanjuruhan yang baru saja terjadi, Sabtu (1/10) lalu. Duka mendalam dirasakan Aremania atas kejadian yang menewaskan sedikitnya 125 orang itu. Dalam duka ini, Aremania mulai bersuara.
Tuntutan agar mengusut tuntas kejadian yang memilukan itu semakin besar. Hal ini terlihat di jalanan Kota Malang dengan bertebarnya spanduk hingga pamflet ‘suara’ Aremania, Senin (3/10). Terlihat pamflet dan spanduk besar di Bundaran Tugu Kota Malang dan gedung DPRD Kota Malang.
‘Tribun Bukan Tempat Pembantaian” demikian bunyi spanduk besar dipasang di depan Gedung DPRD Kota Malang. Di lokasi yang sama spanduk lain berbunyi ‘Nyawa Saudara Kami Diracun Bagai Nyamuk’ ada pula yang berbunyi ‘Usut Tuntas Nyawa Terampas’.
Dipasang pula pamflet kertas kecil di tiang-tiang listrik di sekitar Bundaran Tugu. Beberapa diantaranya berbunyi ‘Tidak Ada Bola Seharga Nyawa’ dan ‘Kami Ingat dan Akan Selalu Ingat’.
Beberapa kawasan lain juga terlihat spanduk dan pamflet tuntutan pengusutan tragedi Kanjuruhan.
Di antaranya area Kayutangan Heritage, Stadion Gajayana, RSSA, Soekarno-Hatta dan sekitarnya.
Lalu depan Masjid Sabilillah, tepatnya di jembatan penyeberangan, Aremania memasang puluhan slayer yang kabarnya milik korban tragedi Kanjuruhan. Selain itu di sekitar patung Singa Tegar di depan Stadion Kanjuruhan juga ditemui pamflet ‘Usut Tuntas’.
Sementara itu, Manajemen dan Redaksi Malang Posco Media menyampaikan maaf kepada semua pihak, khususnya Aremania atas ketidaknyamanan dengan judul display foto edisi Senin (3/10) di halaman 9. Maka sebagai bentuk permohonan maaf, Malang Posco Media mendukung Aremania mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan, muat edisi Selasa (4/10) halaman 12. (ica/mp2/bua)