MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji terus melakukan takziah kepada korban Tragedi Kanjuruhan. Setelah sebelumnya berkeliling ke wilayah Kecamatan Kedungkandang, Rabu (12/10) kemarin, giliran takziah berlanjut ke wilayah Kecamatan Klojen.
Ia bersama seluruh jajaran perangkat daerah memberikan dukungan moril dan psikologis karena ditengarai para korban masih mengalami trauma.
“Rata-rata masih syok, ditinggal anggota keluarganya dan itu manusiawi. Karena memang saat berangkat dalam kondisi segar bugar, terus pulang tinggal nama,” terang Sutiaji disela kunjungan takziahnya.
Kali ini, kunjungan menyasar ke empat keluarga korban. Rumah duka almarhumah Mita Maulidya Jalan Ternate Kelurahan Kasin, lalu ke rumah almarhumah Najwa Zalfa Jalan Wahid Hasyim Kelurahan Kauman, kemudian ke rumah almarhum Daffa Fahrudin Jalan Aries Munandar Kelurahan Kiduldalem dan kunjungan terakhir kali ini ke rumah duka almarhumah Nafisatul Mukhoyaroh Jalan Jaksa Agung Suprapto Dalam.
Sutiaji melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan keluarga korban untuk memastikan kondisi psikisnya. Ia datang bersama Tim Trauma Healing seperti sebelumnya.
“Perlunya kita hadir di sini bukan kehadiran pertama dan terakhir. Tentu dengan pak Kanit, Polkesma dari Dinkes akan terus memberikan dampingan. Kalau saya sendiri ini sudah ada 17-an mulai dari hari pertama kemarin dan ditambah hari ini ada empat lagi,” tambahnya.
Menurutnya melalui kunjungan secara langsung itu juga, Sutiaji pun juga menginventarisir berbagai masalah lain yang muncul. Selain masalah psikis juga masalah sosial.
“Ada keluhan apa, misalnya contoh yang meninggal kepala keluarga, itu segera diinventarisir bagaimana kelanjutan anak didiknya, jangan sampai asalnya dia mampu terus jadi miskin jangan sampai. Itu yang terus kita kuatkan,” tegasnya.
Ditambahkannya, untuk nasib pendidikan anak yang ditinggalkan orang tuanya, pihaknya bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membiayainya. Begitu juga untuk masalah kesehatan korban luka yang sebelumnya belum tercover penanganan kesehatan. Sebab memang ternyata masih ada korban yang enggan berobat ke rumah sakit.
“Ada teman-teman yang masih beli obat sendiri. Karena di RS itu obatnya sudah ditentukan oleh BPJS maka ketika bayar sendiri kami akan ganti. Meskipun sedikit kami akan diganti. Ke Pemkot nanti untuk yang sakit, saat ini kita sedang menyusun itu,” tandasnya. (ian/aim)