spot_img
Saturday, October 5, 2024
spot_img

Dari Malang Bergerak ke Surabaya

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Masjid Al-Mukarromah Kasin, Saksi Bisu Laskar Hizbullah Digembleng

MALANG POSCO MEDIA – Perjuangan Laskar Hizbullah di pertempuran berdarah 10 November 1945 Surabaya terabadikan di Masjid Al-Mukarromah Kasin Kota Malang.

Masjid yang dulunya musala ini saksi bisu ratusan Laskar Hizbullah digembleng. Khususnya secara mental dan aqidah, sebagai seorang pejuang bangsa.

Ketua Umum Takmir Masjid Al-Mukarromah, M. Iskandar menceritakan, perjuangan ini sejak Hizbullah didirikan tahun 1944. Saat itu, Komandan Batalyon Hizbullah H. Umar Maksum memimpin Laskar Hizbullah.

Ia merupakan santri KH Abdul Mukti, seorang ahli tasawuf sekaligus pendiri pondok di Musala Al-Mukarromah. KH Abdul Mukti juga terkenal sebagai ahli dzikir dan wirid (hizib). Selain itu, ia juga salah satu pengajar di Masjid Agung Jami’ Kota Malang, pada zamannya.

“KH Abdul Mukti kemudian menggembleng tentara-tentara Laskar Hizbullah. Seperti, ilmu tasawuf dan fiqih. Selain itu, nama KH  Abdul Mukti ini sudah terkenal karena ilmunya, di kalangan tentara Jepang dan Belanda,” ceritanya.

KH Abdul Mukti bukan sembarang orang. Pernah saat itu, ia sedang menggembleng lebih kurang 100 anggota Laskar Hizbullah. Tiba-tiba saja, rombongan pasukan Belanda mengempung sekitar Musala Al-Mukarromah.

“Setelah itu, muridnya ini diajak KH  Abdul Mukti bersembunyi di belakang pondok. Saat tentara Belanda masuk ke area pondok, tidak ada seorang pun yang ditemukan. Padahal di sana semua pasukan Hizbullah masih lengkap bersama KH  Abdul Mukti,” cerita  Iskandar.

Mereka yang belajar dari KH Abdul Mukti dan tergabung dalam Laskar Hizbullah tidak hanya dari Malang Raya. Ada dari Pandaan, Bangil, Jember, Pasuruan, Lumajang dan beberapa kota lainnya.

Mereka yang sudah digembleng mampu meyakinkan dirinya bisa mengusir penjajah. Selain itu  juga mendapatkan ilmu sekaligus doa, di pondok Al-Mukarromah yang dibina KH  Abdul Mukti.

“Laskar Hizbullah berangkat bertempur tanggal 10 November 1945 di bawah komando H Umar Maksum, tak gentar sedikitpun,” jelasnya.

Bung Tomo dan H  Umar Maksum merupakan dua tokoh yang cukup dekat. Bahkan sebelum sebagai tokoh penggerak pertempuran 10 November 1945, Bung Tomo juga minta bekal doa dan wirid dari KH  Abdul Mukti.

“Bung Tomo pernah sowan ke KH Abdul Mukti, dan ikut digembleng olehnya. Di Musala Al-Mukarromah yang kini sudah jadi masjid ini,” ujar Iskandar.

Berkat peran Laskar Hizbullah, serta pasukan militer yang dipimpin Bung Tomo dan pahlawan lain, berhasil meredam agresi yang dilakukan Belanda di Jawa Timur. Meskipun banyak yang gugur dalam berjuang, namun nama Laskar Hizbullah tidak pernah luntur.

Semangat perjuangan tersebut serta bekal sejarah, sebagai tempat digemblengnya ratusan pejuang Laskar Hizbullah telah diabadikan. Selain musala itu direvitalisasi menjadi masjid, kini juga berdiri tegak sebuah menara sebagai Monumen Perjuangan Hizbullah.

“Sekarang Masjid Al-Mukarromah ini, juga aktif digunakan kegiatan keislaman dan kegiatan sosial-kemasyarakatan. Mulai salat fardu, salat jumat hingga kegiatan yang lain,” jelasnya.

Bahkan di momen 14-17 November 2023 nanti, ada peringatan Haul KH. Muhammad Jalalain (Mbah Muhammad) dan KH Abdul Mukti. Kedua pemuka agama ini memberikan peran penting, berdirinya Al-Mukarromah. Untuk Mbah Muhammad ini diperingati haul ke-202 sementara KH. Abdul Mukti diperingati haul ke-60.

“Jadi inilah bentuk warga Kasin  untuk meneladani ajaran beliau. Kami bergotong royong memprakarsai berdirinya Monumen Perjuangan Hizbullah, yang disahkan oleh Wali Kota Malang saat itu HM  Soesamto dan KH  Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di tahun 1997,” tandasnya.

Perjuangan Laskar Hizbullah memang harus diteruskan. Karena semangatnya tak lekang waktu. Bisa disesuaikan dengan kondisi zaman. (rex/van)  

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img