Pondok Pesantren Waqiah Indonesia
Selain menjadi dosen luar biasa, Pengasuh Pondok Pesantren Waqiah Indonesia Ustadz Zainal Arifin juga pendakwah. Ia sering mengisi pengajian di desa-desa pelosok Malang Raya hingga saat ini. Itulah salah satu faktor Pondok Pesantren Waqiah Indonesia kenal dan makin maju.
Malang Posco Media-Pembawaan Pak Zen, sapaan akrab Ustadz Zainal Arifin menarik. Penyampaian ceramah menyentuh anak muda. Itu membuat Waqiah Indonesia makin dikenal.
“Di sini (Waqiah Indonesia) tidak pernah membuka pendaftaran santri baru. Mereka yang datang ke sini rata-rata atas saran dari para alumni,” ungkap Pak Zen.
Selain para santri yang setiap hari rutin membaca Surat Waqiah, Pak Zen juga mengajak para jamaah pengajian rutin membaca Surat Waqiah setiap ada pengajian. Pengajian ini bersifat umum. Diadakan setiap Selasa awal bulan dan dihadiri lebih dari 500 jamaah.
Di kegiatan ini, para santri menyiapkan segala keperluan para jamaah untuk pengajian umum. Mulai dari sound system, pasang terop, perlengkapan karpet hingga konsumsi untuk para jamaah.
Pengajian umum ini bisa dikatakan berbeda dengan pengajian lainnya. Karena setiap jamaah yang hadir akan memperoleh konsumsi berupa makanan ringan dan makanan berat. Untuk makanan berat, para santri memasak makanan sesuai jumlah para jamaah. Sedangkan makanan ringan diperoleh dari sumbangan sukarela beberapa jamaah dan para alumni yang hadir.
“Setiap ada pengajian umum, kami selalu mencoba memuliakan para jamaah dan para kiai yang hadir. Mereka (jamaah) datang ke sini dengan niat yang tulus untuk menimba ilmu. Semoga dengan melayani mereka, kami mendapat berkahnya,” ungkap Pak Zen.
Ia menambahkan sebelum pelaksanaan pengajian, setiap usai Salat Subuh melakukan khataman Alquran yang dibaca oleh para Tahfidz yang berasal dari beberapa daerah di Malang Raya. Khataman ini bertujuan memperoleh keberkahan.
Saat ini Waqiah Indonesia memiliki santri dari beberapa daerah dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada lulusan sarjana, pegawai, guru dan lulusan doktor dari kampus yang ada di Malang dengan sarana dan prasarana yang layak.
Di Bulan Ramadan tahun ini, Pak Zen mulai mengajak para santri mengaji beberapa kitab kuning serta kegiatan-kegiatan lainnya seperti Bengi-bengi Melek’an (BBM), Majelis Burdah, Majelis Tebu (Mantep ing Qolbu), kajian kitab kuning Aqidatul Awam, beberapa kegiatan pelatihan-pelatihan keterampilan dan kegiatan Nahdlatul Ulama’ lainnya.
Kemudian Waqiah Indonesia juga mempunyai Taman Pendidikan Alquran (TPQ) yang diberi nama TPQ Indonesia. Jumlah santrinya sekitar 50 orang dari warga sekitar. TPQ ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dimilikinya dan dikelola oleh para santri Waqiah Indonesia. Jadi selain kuliah para santri juga memiliki kewajiban mengajar di TPQ Indonesia.
“Harapannya, Waqiah Indonesia menjadi lembaga yang bermanfaat untuk semuanya. Para santri juga bisa menjadi orang yang sukses. Karena di sini tidak hanya belajar kitab semata, melainkan juga belajar khidmah kepada semua,” ucap Ketua MWC NU Lowokwaru Kota Malang ini. (hud/van/habis)