spot_img
Thursday, July 3, 2025
spot_img

Dekengane Pusat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

          Kata “Dekengane Pusat” tiba-tiba viral. Munculnya kata ini bermula dari ucapan Muhammad Iqdam Kholid atau biasa dikenal Gus Iqdam. Kata-kata lain yang ikut viral dan biasa disampaikan Gus Iqdam di setiap pengajiannya adalah “ST Nyell, Garangan, dan Wonge Yo Teko.” Bersamaan dengan viralnya sejumlah kata kreasi Gus Iqdam, jamaah pengajian majelis taklim Sabilu Taubah juga semakin membeludak.

          Istilah “dekengane pusat” bermakna sebagai dukungan atau backing langsung dari Allah. Kata Gus Iqdam bahwa orang yang bertaqwa kepada Allah akan mendapat dukungan langsung dari pusat-Nya. Untuk memiliki dekengan pusat, menurut Gus Iqdam harus melakukan ibadah wajib dan sunnah. Orang yang memiliki dekengan pusat sulit untuk didebat, hidupnya enak, dan urusan-urusannya menjadi lebih mudah.

          Sementara kata “ST Nyell”, “ST” merupakan singkatan dari “Sabilu Taubah” (jalan taubat) dan “Nyell” adalah bahasa Jawa Timuran yang berarti total atau semua. Kata “Garangan” merupakan hewan sebangsa musang. Namun untuk di majelis Sabilu Taubah, istilah ini digunakan untuk menyebut jamaah ST Nyell yang umumnya berasal dari anak jalanan, anak-anak punk, pengamen, dan lain sebagainya. Kata “wonge yo teko” adalah ungkapan Gus Iqdam untuk menanyakan apakah orang yang dia contohkan datang ke pengajian hari itu.

          Beberapa platform media sosial (medsos) seperti YouTube dan TikTok yang menampilkan unggahan pengajian Gus Iqdam banjir penonton (viewer) dan subscriber. Sejumlah orang juga mendapat keuntungan dari fenomena viralnya kata-kata ini. Di lapak-lapak online juga telah dijual aneka kaos dengan tulisan yang lagi viral ini. Sebuah lagu dengan irama dangdut juga muncul bertajuk “Dekengane Pusat.”

          Ungkapan viral Gus Iqdam telah membawa berkah tak hanya bagi sang kreator diksi ini, tetapi juga bagi pengajian Sabilu Taubah, bagi syiar Islam, dan sumber rezeki banyak orang. Munculnya fenomena ini sejatinya tak lepas dari campur tangan medsos.

          Kata-kata Gus Iqdam banyak kita temui di TikTok sehingga sangat powerful karena pengguna TikTok di negeri ini jumlahnya terbesar ke dua di dunia. Pada bulan April 2023 lalu saja pengguna platform ini mencapai 113 juta pengguna. Sementara TikTokers Amerika Serikat di posisi pertama dengan 116,5 juta pengguna.

Dinamika Budaya Populer

          Viralnya kata-kata atau frasa tertentu merupakan hasil dari dinamika budaya populer dan komunikasi di era media digital saat ini. Prosesnya bisa bervariasi, ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap munculnya kata-kata yang viral. Kata-kata yang lucu, kreatif, atau memiliki daya tarik khusus sering kali menarik perhatian banyak orang. Orang cenderung berbagi hal-hal yang membuat mereka tertawa atau tersenyum dengan orang lain.

          Medsos sangat memungkinkan orang berbagi hal-hal yang mereka temukan menarik dengan cepat kepada pertemanan dan pengikut mereka. Ini dapat memicu penggunaan kata-kata baru jika mereka merasa kata-kata tersebut mewakili suatu pemikiran atau perasaan tertentu. Kata-kata dapat muncul sebagai reaksi terhadap situasi atau peristiwa tertentu yang mendominasi berita atau diskusi publik. Konteks sosial atau budaya juga dapat memainkan peran penting dalam munculnya kata-kata viral.

          Peran selebriti atau tokoh-tokoh berpengaruh dapat menyebabkan kata-kata tertentu menyebar lebih luas, terutama jika mereka memiliki pengikut yang banyak. Kata-kata yang mudah digunakan dalam pesan teks singkat, status medsos, atau judul postingan dapat menyebar karena kemudahan berbagi di platform digital. Pengulangan dan penggunaan yang konsisten oleh banyak orang dapat memperkuat pemakaian kata-kata baru dan membantu menyebarkan diksi itu menjadi lebih luas.

          Medsos sering kali memopulerkan tren tertentu dan menggunakan hashtag sebagai cara untuk mengorganisir dan mengikuti percakapan yang berkaitan dengan topik atau kata-kata tertentu. Jika sebuah tagar atau tren mendapatkan momentum, kata-kata yang terkait dengan tren tersebut bisa menjadi viral.

          Medsos juga memungkinkan sebuah postingan dapat dengan mudah diteruskan atau dibagikan, sehingga memungkinkan kata-kata tertentu menyebar secara luas dalam waktu singkat.

Dakwah yang Mencair

          Pemakaian kata-kata yang viral dapat berkorelasi dengan keberhasilan berdakwa. Penggunaan kata-kata yang viral dapat membantu meningkatkan visibilitas atau perhatian terhadap pesan-pesan dakwah. Kata-kata yang viral sering kali memicu percakapan dan interaksi lebih banyak di medsos dan dapat membantu memperluas jangkauan dan keterlibatan khalayak. Kata-kata yang mudah diingat cenderung meninggalkan kesan yang lebih dalam di pikiran orang, sehingga dapat berkontribusi sebagai pengingat tentang pesan-pesan tertentu.

          Kata-kata yang viral sering kali mencerminkan kreativitas dan inovasi, dan penggunaannya dapat memperlihatkan bahwa sang kreator kata-kata memiliki pandangan yang segar atau unik. Keberhasilan menciptakan kata-kata tertentu dalam berdakwa bisa menjadi pembeda dengan model pendakwah yang lain. Hal ini akan menjadi positioning seorang pendakwah dibandingkan dengan pendakwah lainnya.

          Berdakwah saat ini memang dituntut lentur dan mencair. Kreativitas berdakwa dengan memadukan narasi dakwah dan pemanfaatan media yang tepat menjadikan dakwah sangat powerful. Keberhasilan berdakwa dapat membantu membangun asosiasi positif dengan nilai, citra, atau pesan-pesan dakwah yang disampaikan. Lewat humor bisa digunakan dalam dakwah agama untuk membuat pesan-pesan keagamaan lebih menarik dan mudah diingat.

          Humor dapat membantu mengingatkan orang bahwa agama tidak hanya tentang aturan-aturan dan ketaatan, tetapi juga tentang kebersamaan, kegembiraan, dan kemanusiaan. Hal ini dapat menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat antara pemberi dakwah dan penerima dakwah. Perlu diingat bahwa penggunaan humor dalam dakwah agama harus dilakukan dengan penuh pertimbangan dan rasa tanggung jawab.

          Melalui humor yang tepat, dakwah dapat lebih efektif menarik perhatian dan menembus pertahanan pikiran seseorang, sehingga pesan-pesan agama dapat diterima dengan lebih baik. Penggunaan humor dapat membantu meredakan ketegangan dan hambatan komunikasi antara pemberi dakwah dan penerima dakwah.

          Dengan menghadirkan humor, dakwah bisa menjadi lebih terbuka, santai, dan tidak terlalu kaku, sehingga pesan agama dapat diterima dengan lebih terbuka.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img