MALANG POSCO MEDIA – Ramai-ramai gaungkan jaga wilayah. Agar Malang aman dan damai. Salah satunya Deklarasi gerakan “Jogo Mbatu” digaungkan oleh beberapa elemen masyarakat di depan Balai Kota Among Tani Minggu (31/8) kemarin sore. Aksi tersebut merupakan respons warga Kota Batu terhadap situasi nasional yang dinilai semakin memprihatinkan.
“Jogo Mbatu lahir dari kegelisahan terhadap berbagai peristiwa yang menelan banyak korban dan memudarnya orientasi aspirasi rakyat. Untuk itu kami menekankan tiga poin utama gerakan ini,” ujar M. Anwar pegiat budaya sekaligus inisiator deklarasi kepada Malang Posco Media.
Tiga poin tersebut meliputi Jogo Kewarasan untuk mengingatkan aparat dan pejabat agar tidak mengkhianati amanat rakyat. Kedua Warga Jaga Warga yaitu menghidupkan kembali semangat jogo seduluran, menjaga rumah, kampung, kota, dan Indonesia.
“Kita harus Fokus pada Aspirasi dan Waspada Provokasi. Sehingga kami mengajak masyarakat tetap lurus pada tujuan utama perubahan perilaku para pemegang amanat rakyat,” pesannya.
Selain itu, Anwar juga menyoroti keresahan atas maraknya penjarahan situs-situs budaya di berbagai daerah. “Kemanusiaan di atas segalanya, tapi kami juga sedih melihat cagar budaya yang berusia ratusan tahun ikut menjadi korban,” imbuhnya.
Menurutnya, Batu memiliki keistimewaan sebagai kota yang adem ayem, kondusif, dan penuh toleransi.
“Kita ingin menunjukkan bahwa kondusivitas Batu bukan dibuat-buat, tapi lahir dari partisipasi warganya. Dari Batu, mari kita jaga Indonesia bersama,” tegasnya. Selain deklarasi yang diikuti oleh perwakilan pegiat budaya, petani, kepala desa, ormas, ojek online hingga anak muda tersebut. Mereka juga membubuhkan tanda tangan di atas kertas sebagai bentuk komitmen untuk “Jogo Mbatu”. (eri/van)