MALANG POSCO MEDIA, MALANG – SD Negeri 5 Kalirejo Lawang menjadi pusat perhatian dalam kunjungan delegasi dari Universitas Kitakyushu, Jepang, Selasa (26/8) Kunjungan dalam rangka visitasi program Sakura Science Exchange 2025 ini bertujuan mengevaluasi langsung implementasi pendidikan mitigasi bencana bagi siswa sekolah dasar, khususnya di SDN 5 Kalirejo Lawang.
Kegiatan yang mengundang sejumlah instansi kunci, seperti Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ini, memamerkan metode pembelajaran unik asal Jepang.
Pengawas SD Kecamatan Lawang, Sri Yuliantini Mustikawati, S.Pd. SD. menyampaikan dalam kegiatan tersebut dua metode utama yang diperkenalkan adalah Kamishibai (cerita bergambar) dan Machi Tanken (jelajah lingkungan). Menurutnya, melalui Kamishibai, para siswa diajak memahami berbagai jenis bahaya melalui cerita naratif yang menarik.
Sementara Machi Tanken mengajak siswa secara langsung menjelajahi lingkungan sekitar untuk mengidentifikasi titik-titik yang berpotensi aman maupun berbahaya jika terjadi bencana. Ia juga mendukung kegiatan ini, karena kelanjutan dari salah satu guru dari SDN 5 Kalirejo Lawang yakni, Atik Pratiwi,M.Pd yang telah mengikuti kegiatan Sakura Science Exchange Program di Jepang pada Februari lalu.
“Tidak hanya teori, visitasi juga diisi dengan simulasi gempa bumi dan praktik evakuasi darurat yang dipandu langsung oleh tim dari PMI dan BPBD,” ujar Yuli
Yuli juga berharap program ini memiliki dampak yang sangat positif. Karena seluruh siswa sangat antusias. “Anak-anak menjadi lebih peka dan tanggap. Metode belajarnya menyenangkan sehingga materi tentang kesiapsiagaan bencana mudah diserap,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SDN 5 Kalirejo Nining Sulistiani P, M.Pd berharap, tujuan kolaborasi internasional ini adalah agar model pendidikan mitigasi bencana ini tidak berhenti sebagai proyek percobaan. Ia dan seluruh pihak terkait berkomitmen untuk mendorong integrasi program ini ke dalam kurikulum pembelajaran tetap, khususnya di SDN 5 Kalirejo sebagai sekolah percontohan.
“Targetnya, model ini dapat dikembangkan ke sekolah-sekolah lain di Kabupaten Malang, membangun fondasi masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi bencana sejak dini melalui pemanfaatan sains dan kearifan lokal,” pungkasnya.(hud/lim)