.
Thursday, November 21, 2024

Demo di Jakarta Rusuh, Malang Kondusif

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA –  Demo 11 April 2022 di depan gedung DPR RI di Jalan Gatot Subroto Jakarta Pusat, Senin (11/4) kemarin ricuh. Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando dikeroyok massa. Berbeda dengan di Malang, unjuk rasa lebih kondusif dan lancar.

“Malam ini juga tim akan bergerak. Sesuai janji saya, akan menindak tegas siapa saja yang melakukan pelanggaran hukum, mengusut siapa yang menjadi dalang dan yang memerintahkan ini semua terjadi,” tegas Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran kepada wartawan.

Mantan Kapolda Jatim itu berharap para perusuh segera tertangkap. Ia memastikan perusuh akan ditindak tegas. “Mudah-mudahan kelompok pelaku ini bisa kita segera ungkap,” imbuhnya.

Lebih lanjut Fadil mengatakan demo 11 April 2022 ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak akan pentingnya pemberitahuan aksi sebelum kegiatan berlangsung.

“Karena dengan pemberitahuan, kita bisa mengetahui elemennya, jumlahnya, sehingga kita bisa fasilitasi dan memberikan pelayanan agar mekanisme bisa berjalan sesuai tujuannya menyampaikan pendapat,” bebernya.

Fadil mengatakan pihaknya tidak ada niat menghalangi aksi unjuk rasa. Namun penting bagi massa untuk menyampaikan pemberitahuan aksi terlebih dahulu.

Ia juga menyayangkan adanya perusuh yang mengacaukan demo mahasiswa. “Kami sayangkan ada sekelompok yang sengaja memancing di air keruh, yang niatnya bukan sampaikan unjuk rasa, tapi niatnya untuk membuat kerusuhan,” katanya.

Demo 11 April ini juga diwarnai aksi pengeroyokan terhadap Ade Armando. Sebanyak enam polisi ikut terluka saat menyelamatkan Ade Armando dari amukan massa.

“Yang bersangkutan (Ade Armando) dipukul, diinjak, terluka di kepala sehingga kami melakukan tindakan-tindakan terukur untuk menyelamatkan nyawa yang bersangkutan,” kata Fadil.

Dia mengatakan massa non mahasiswa melakukan penyerangan saat polisi menyelamatkan Ade Armando. “Pada saat anggota kami melakukan evakuasi, massa non mahasiswa bertambah beringas menyerang anggota sehingga enam anggota kami yang melakukan evakuasi terluka. Ini ada gambar saya tunjukkan anggota yang melakukan evakuasi menolong Saudara Ade Armando,” ujar Fadil.

Sementara itu polisi menangkap sejumlah orang terkait pemukulan dosen UI Ade Armando. “Tapi masih kita pilah-pilah dahulu,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan. 

Zulpan belum merinci berapa banyak peserta demo yang ditangkap polisi. Namun, ia mengatakan, tidak semuanya yang ditangkap adalah pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando.

Sebelumnya Ade Armando menjadi korban pengeroyokan di tengah-tengah aksi demo 11 April di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Dia mengalami luka cukup parah.

“Kita lihat pemukulannya cukup melukai korban, Ade Armando, karena lukanya cukup parah, karena terlihat celananya diturunkan,” kata Zulpan.

Untuk diketahui unjuk rasa mahasiswa terjadi di berbagai kota. Isu yang diusung beragam. Mulai dari menolak perpanjangan jabatan Presiden RI, protes kenaikan harga BBM hingga masalah migor. Selain di Jakarta, unjuk rasa juga berlangsung di Makassar dan beberapa kota lain.

Termasuk di Kota Malang. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggelar aksi di depan gedung DPRD Kota Malang, kemarin.

“Aksi kali ini kita bahas isu-isu nasional yang kali ini diramaikan di publik terkait kenaikan BBM, kenaikan bahan pokok di bulan Suci Ramadan, pemindahan Ibu Kota Negara, kebijakan para menteri yang selalu kontroversi dan tidak sesuai dan tidak sejalan dengan kebijakan presiden,” jelas Ketua DPC GMNI Kota Malang, Alan Landi.

Menurut Alan, sederet kebijakan yang dikeluarkan pemerintah saat ini itu juga tidak tepat. Sebab tidak mempertimbangkan kondisi krisis akibat pandemi Covid-19. Seharusnya pemerintah lebih peka terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat.

Selain itu, kebijakan yang dikeluarkan pun terkesan tidak terkoordinasikan dengan baik. Bahkan presiden pun terbukti sempat kecewa dengan tindakan menteri-menterinya.

“Saya lihat tidak ada tanggapan yang serius sebagai tanggungjawab yang mengeluarkan kebijakan. Kan sudah seharusnya setelah dikeluarkan harus ada tanggungjawabnya,” tegasnya.

Oleh karena itu, massa GMNI menuntut empat hal. Yakni menolak kenaikan harga BBM, menolak kenaikan harga pokok, menolak penggunaan APBN untuk pembangunan Ibu Kota Negara baru, menolak kenaikan PPN dan menolak penundaan pemilu. Massa aksi membubarkan diri sekitar pukul 12 siang.

Kabag Ops Polresta Malang Kota Kompol Supiyan mengatakan pihaknya menggandeng TNI dan Satpol PP untuk pengamanan unjuk rasa. (dtc/ian/van) 

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img