MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Setelah sekian lama, tokoh nasional Anas Urbaningrum kembali ‘kluyuran’ ke kampus dengan tujuan melepas kangen untuk ‘beradu pikiran’. Kali ini, ia kembali mengunjungi kampus Universitas Brawijaya (UB) untuk mengajak para sivitas kampus menjaga kewarasan berpikir dalam Mimbar Akademis di UB Coffee, Kamis (26/9) kemarin.
Dalam kesempatan di UB kemarin, Anas tidak menampik adanya anggapan publik bahwa demokrasi belakangan ini tidak sehat.
“Demokrasi kita kan belum pernah sehat sebelumnya. Setiap etape, tugas para pejuang demokrasi adalah makin membuat lebih sehat, lebih sehat, lebih sehat. Kalau demokrasi sekarang belum sehat, itu tidak mengejutkan. Hanya memang ada fluktuasi,” ujar Anas
Oleh karena itu, lanjut Anas, lingkungan kampus harus tetap awas dan terjaga.
Sehingga, perbincangan seperti Mimbar Akademis ini tujuannya adalah untuk tetap awas dan menjaga kewarasan berpikir publik.
Anas juga menyebut, dalam beberapa tahun ini, kampus dinilai secara umum agak bisu. Hanya beberapa waktu terakhir kemarin, kebisuan itu mulai mencair dan kampus kembali ‘bersuara’. Anas meyakini, sebetulnya bukan karena kampus ingin membisu. Namun cenderung membisu karena kampus dinilainya termasuk yang percaya bahwa Indonesia berjalan baik baik saja.
“Realitasnya adalah, ada yang baik, ada yang tidak baik kan. Yang seharusnya kampus tidak boleh bisu dalam keadaan apapun. Tapi ya menurut saya ini bagian dari proses menempatkan diri dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang setiap etape pasti menghadirkan pelajaran,” tegas dia.
“Dalam keadaan apapun, kampus itu adalah salah satu entitas yang musti terus terjaga terlibat dan senantiasa bersuara mengingatkan. Itu tugasnya kampus,” sambung Anas.
Ia pun mengenang, dulu ketika terjadi dinamika politik yang kurang elok, maka mahasiswa berada paling depan bersuara. Namun belakangan ini, justru guru besar yang mengambil langkah paling depan.
“Yang ideal ya mahasiswa di depan, dengan gaya mahasiswa kemudian kampus diwakili oleh guru besar. Ya sama sama di depan, tentu dengan gaya dan ekspresi yang berbeda,” tutur dia.
Oleh karena itu, Anas berharap mahasiswa atau bahkan pemuda agar minum ‘pil anti cuek’. Jangan cuek dengan masalah kenegaraan dan kebangsaan yang terjadi. Sebab, secara tidak langsung, itu menjadi jaminan masa depannya sendiri.
“Kalau tidak cuek, alias berkomitmen dan terlibat, lebih menjamin keadaan bangsa makin baik. Kalau keadaan makin baik, itu lapangan yang baik buat masa depan,” tutupnya. (ian/aim)