.
Friday, December 13, 2024

Departemen Sastra Inggris UM; Kaji Fenomena Budaya Populer K-pop

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Departemen Sastra Inggris, Universitas Negeri Malang (UM) bersama dengan kelompok penelitian Linguistik yang disebut sebagai Research Group on Linguistics (RoLing), mengadakan seminar berjudul Linguistic Analysis for K-Pop.

Kegiatan ini digelar di Aula Perpustakaan Lantai 2 Gedung C3 Universitas Negeri Malang, Senin (23/10) lalu. Dihadiri se­dikitnya 85 peserta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Diantaranya UM, UB, UIN, Sanata Dharma, Ma Chung, dan Sam Ratulangi.

“Seminar ini bertujuan untuk menyajikan hasil penelitian terkini dalam lingkup linguistik yang berkaitan dengan fenomena budaya populer global, K-pop,” ucap Dosen Departemen Sastra Inggris Fakultas Sastra UM Nurenzia Yannuar.

Dalam seminar ini, pihak penyelenggara mengundang pembicara tamu ahli, yaitu Karlina Denistia, Ph.D., yang berasal dari Universitas Sebelas Maret. Selain itu, anggota tim peneliti juga mempresentasikan hasil penelitian mereka. Mereka adalah Nurenzia Yannuar, Ph.D dari Universitas Negeri Malang Tim dosen terdiri dari Nazarudin, Ph.D. Candidate dari Leiden University/Universitas Indonesia, Yusnita Febrianti, Ph.D., Nanang Zubaidi, Ph.D., dari Universitas Negeri Malang.

Tim mahasiswa terdiri dari Hana F. Sholivita, S.S., Farah U. A. Salsabila, S.S., yang berasal dari Universitas Negeri Malang dan Nadilla Rahma Dia Ningrum, S.S. dari Universitas Brawijaya.

“Penelitian ini terselenggara berkat dukungan pendanaan internal dari Fakultas Sastra dan LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Uni­versitas Negeri Malang. Tujuan utama pendanaan ini adalah untuk memajukan topik-topik penelitian terkini di masing-masing kelompok studi di Departemen Sastra Inggris,” terang Nurenzia.

Tim RoLing sendiri adalah tim peneliti yang berdedikasi di Departemen Sastra Inggris, Universitas Negeri Malang, yang berfokus pada penelitian dalam berbagai fenomena linguistik dan berkontribusi pada pengembangan ilmu linguistik melalui penelitian-penelitian yang mendalam.

Nurenzia menjelaskan, pihaknya men­da­lami bagaimana K-pop telah mem­pengaruhi penggunaan bahasa di kalangan penggemarnya, terutama dalam lingkungan media sosial. Fenomena ini telah menciptakan berbagai bahasa baru di mana kata-kata dalam bahasa Korea dan bahasa lokal bersandingan dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia.

“Tak jarang kita temui ucapan seperti ‘bagopsidanya, akang,’ yang artinya aku merindukanmu, sayang. Hal ini men­cerminkan penggunaan bahasa yang sangat dinamis dan mengalir. Didalamnya juga terdapat unsur negosiasi identitas, di mana para pengguna bahasa ala K-pop ini merepresentasikan fantasi K-pop dalam konteks realitas lokal mereka,” tuturnya.

Hasil dari penelitian yang luar biasa ini telah menghasilkan bukan hanya artikel-artikel ilmiah yang berharga, tetapi juga desain kaos yang cerah dan kreatif. Melalui desain kaos ini, tim peneliti berharap dapat meningkatkan minat dan kesadaran di kalangan masyarakat akademik tentang pentingnya penelitian ilmiah dalam konteks K-pop, terutama dalam aspek kebahasaan. (imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img