MALANG POSCO MEDIA – Departemen Kehakiman Amerika Serikat (Department of Justice/DOJ) masih mendorong untuk memecah Google, menurut proposal yang telah direvisi yang diajukan pada Jumat (7/3) kepada Hakim Federal Amit Mehta.
Seperti dalam proposalnya tahun lalu, sebagaimana dilansir laman The Verge, Minggu, DOJ mengatakan Google harus dipaksa untuk menjual peramban web-nya, Google Chrome, dan mungkin Android, sebagai hukuman atas peranannya sebagai monopolis, seperti yang ditemukan oleh Hakim Mehta tahun lalu.
Dalam pengajuan terbarunya, DOJ menyebut Google sebagai “goliat ekonomi” yang menurut mereka “telah meniadakan hak pengguna atas nilai dasar Amerika—kemampuan untuk memilih di pasar.”
Untuk mengatasi hal tersebut, “Google harus melepaskan peramban Chrome, untuk memberikan kesempatan bagi pesaing baru mengoperasikan pintu gerbang yang signifikan mencari informasi di internet.”
Departemen tersebut juga tetap merekomendasikan agar Google mengubah praktik bisnis Android-nya untuk memungkinkan kompetisi, atau diperintahkan untuk menjual sistem operasinya. Mereka mencabut saran agar perusahaan diizinkan untuk menjual Android sebagai pengganti perubahan yang diminta.
Kedua spin-off tersebut adalah bagian dari proposal yang diajukan DOJ tahun lalu. Namun, apakah hal itu akan dipertahankan di bawah Presiden AS Donald Trump, yang perusahaan teknologi telah banyak memberikan uang dan pujian sejak pemilihannya, masih menjadi misteri.
Trump telah menghentikan beberapa regulasi teknologi era Presiden AS sebelumnya, Joe Biden, terkait hal-hal seperti keselamatan AI dan cryptocurrency, namun juga telah menyebut bahwa ancaman regulasi bisa berguna untuk mencapai hasil yang diinginkannya.
Proposal departemen ini sedikit melonggar dalam beberapa hal. DOJ sekarang mendukung memberi Google izin untuk membayar Apple untuk layanan yang tidak terkait dengan pencarian.
Mereka juga tidak lagi meminta Google untuk menghentikan investasi di bidang AI. Sebagai gantinya, DOJ merekomendasikan agar perusahaan “memberitahukan pejabat federal dan negara bagian sebelum melanjutkan investasi dalam AI.”
Google mengajukan proposalnya sendiri yang tidak mencakup penjualan Chrome, namun sebaliknya menyarankan agar pengadilan memberikan pembatasan pada jenis kesepakatan yang dapat mereka buat, seperti melarang Google untuk mengharuskan pembuat ponsel yang melisensikan Google Play juga untuk menginstal perangkat lunak Google lainnya, seperti aplikasi Google Search atau Chrome.
Diketahui sidang mengenai proposal tersebut dijadwalkan pada bulan April.(ntr/jon)