MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Menjadi desa yang terintegrasi di bidang pariwisata membuat Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dilirik banyak pihak. Salah satunya adalah Bank Mandiri yang menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) ke Desa Tulungrejo.
CSR yang disalurkan diwujudkan dalam bentuk bangunan fisik Gate atau gapura masuk menuju desa wisata Bon Desa. Selain gapura juga akan dilakukan pembangunan taman di desa wisata yang dikelola oleh Bumdes milik Tulungrejo tersebut.
“Berkat kerja bersama antara Pemdes, Bumdes, BPD hingga masyarakat desa yang mendukung penuh penuh pembangunan di sektor pariwisata. Desa Tulungrejo menjadi desa pertama yang mendapat CSR dari Bank Mandiri,” ujar Kades Tulungrejo, Suliono kepada Malang Posco Media, Selasa (22/11) kemarin.
Ia menjelaskan, CSR yang disalurkan oleh Bank Mandiri senilai Rp 3 miliar. Dengan CSR disalurkan berupa pembangunan gapura pintu masuk wisata dan taman di desa wisata Bon Desa.
“Desa Tulungrejo menerima bantuan dikarenakan ada pertimbangan atau penilaian dari Bank Mandiri. Yakni Tulungrejo memiliki prestasi dan wisata yang maju serta terintegrasi. Serta kami juga sudah menjalin hubungan baik cukup lama,” bebernya.
Tidak hanya itu saja, penerima CSR juga dilakukan verifikasi dan klasifikasi. Informasinya mereka menilai Desa Tulungrejo merupakan desa wisata yang cukup berkembang pesat.
Suliono menambahkan bahwa Bon Desa atau Kebon Desa yang merupakan Desa Wisata Tulungrejo terus memberikan peningkatan pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung. Salah satunya adalah pembayaran digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau pembayaran digital.
Pemanfaatan QRIS diungkap Suliono untuk mempermudah transaksi pembayaran melalui digital. Menurutnya saat ini perkembangan teknologi tidak lepas dari segala aktifitas. Salah satunya segala kegiatan jual beli barang dan jasa yang saat bisa dengan mudah dilakukan melalui telepon genggam.
“Karena itu kami ingin Desa Wisata di Tulungrejo mulai memanfaatkan hal tersebut. Meski kami yakin tidak semua wisatawan akan memanfaatkan QRIS. Tapi setidaknya secara perlahan pembayaran digital tersebut nantinya akan sangat diperlukan,” pungkasnya. (eri/nug)