.
Friday, November 8, 2024

Desak Pemkot Subsidi Khusus Migor Usaha Kuliner

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Harga minyak goreng kemasan yang mahal dan minyak goreng curah yang langka berdampak pada banyak usaha kecil, khususnya kuliner. Mereka yang selama ini berusaha banyak menggunakan minyak goreng, seperti pedagang gorengan, warung kuliner, pedagang kecil lainnya mengeluhkan harga minyak goreng yang tinggi.

Karena itu, Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang Arief Wahyudi mendesak kepada eksekutif, dalam hal ini Wali Kota Malang Sutiaji untuk berani memberikan subsidi khusus kepada para pelaku usaha kuliner kecil yang terdampak harga Migor mahal. Di pasaran, harga Migor kemasan mencapai Rp 24 ribu per liternya.

- Advertisement -

“Menurut saya, Malang juga menuju darurat usaha kuliner. Kalau usaha kuliner pada berhenti pasti akan berdampak luas pada perputaran perekonomian masyarakat. Selama ini, mereka selalu eksis meski di tengah pandemi. Tapi, saat Migor mahal mereka kelimpungan,” kata Arief Wahyudi kepada Malang Posco Media, kemarin.

Dijelaskannya, politisi PKB ini meminta Pemerintah Kota Malang untuk segera memberikan subsidi khusus untuk para pelaku usaha kuliner agar mereka mampu bertahan.

Menurutnya, pemerintah seharusnya juga paham kalau usaha kuliner dengan basis digoreng banyak yang tidak mau menggunakan minyak curah. Karena beberapa kelemahan yang dimiliki Migor curah, misalnya minyaknya gampang menjadi hitam dan kelemahan lainnya.

“Saya rasa Pemkot Malang mampu untuk memberikan subsidi khusus ini. Maka sesegera mungkin sebelum masuk bulan Ramadan, pemerintah berani memberi subsidi yang dulunya untuk Covid-19 dialihkan menjadi subsidi bahan pokok, khususnya Migor dengan memanfaatkan anggaran belanja tidak terduga,” ungkapnya.

Ditambahkannya, kelangkaan dan mahalnya harga Migor ditanbah lagi dengan kenaikan harga kebutuhan beberapa bahan pokok lainnya, tentu menjadi pukulan berat bagi masyarakat terutama usaha kuliner yang mengandalkan pada migor, tepung terigu, telor maupun ayam. “Belum lagi harga cabe yang juga merupakan bahan pokok bagi usaha kuliner juga harganya selangit. Saat Ramadan biasanya gorengan yang paling banyak dicari untuk menu buka. Harapannya, saat Ramadan mereka sudah bisa tersenyum dengan subsidi khusus ini,” tandasnya. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img